Ada
sebagian kafirin yang menghujat firman
Allah. Mereka tidak mencerna dan memahami terlebih dahulu isi kandungan Quran
namun mereka terburu-buru menutup hatinya dari memahami ajaran Islam. Karena yang
terjadi banyak ayat yang mereka gunakan untuk menyerang Islam sebenarnya maksud
ayat Allah tersebut lebihditunjukan kepada mereka. Mereka gegabah, karena sudah
terbakar nafsu kebencian terhadap Islam. Akibatnya membuat mereka sulit untuk
memahami Quran dengan hati yang lapang dan pemikiran terbuka. Tanpa mendalami
lebih jauh ayat Allah, mereka langsung menyimpulkan bahwa Allah umat Islam
iblis karena cuman Iblis yang menyesatkan, nauzubillah. Padahal yang menyebabkan
Allah menyesatkan kaum kufar lantaran mereka sendiri telah memilih jalan
kesesatan. Maka mari simak dengan baik surat al A’raf ayat 146-147 dibawah ini.
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya. (QS. az-Zumar 39:36)
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. (QS. an-Nahl 6:25).
Ketakutan mereka kepada pemimpin yang salah jalan, serta mereka percaya dengan kesesatan pemimpin mereka. Kemudian membuat mereka lebih berani menolak yang menyampaikan kebenaran. Dan yang terjadi justru ikut menyiksa sesama kaum lemah dan menindas yang memilih jalan kebenaran.
Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul... (QS. al-Isra' 17: 15).
Katakanlah:" Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaithan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.". (QS. al-An'am 6:71).
Mereka tidak tahu dan tidak mau tahu akan petujuk Allah. Inilah yang menyebabkan mereka terus berada dalam kesesatan. Al Quran mereka abaikan. Kitab mereka pun diacuhkan maka tidak akan pernah menemukan keganjalan. Kemudian petuah dari tokoh agama mereka diterima begitu saja tanpa pernah untuk mencerna secara keritis.
(Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk(QS. al-Mu'min 40:33).
"Akan Aku palingkan dari tanda-tanda
(kekuasan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang
benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak
akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada
petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tapi
jika melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikan adalah karena
mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya. Dan
orang-orang yang mendustakan tanda-tanda (keuasaan) Kami dan (mendustakan) adanya
pertemuan akhirat, sia-sialah amal mereka. Mereka diberi balasan sesuai dengan
apa yang telah mereka kerjakan"(QS. al-A’raf 7:146-147).
Jadi
penyebab utama Allah menyesatkan kaum kufar karena kesombongan dan pendustaan
terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah. Alllah tidak menyukai kesesatan pada hambanya,
namun semua kembali kepada hambanya apakah akan mengambil petunjuk-Nya atau
mengingkari petunjuk-Nya. Ketika manusia memilih jalan kesesatan saat itu juga
dirinya mendapat akibat lansung (hukuman) berupa dadanya dijadikan sesak dan
sempit. Semua terjadi sampai manusia memilih jalan petunjuk-Nya. Jadi kufur
terhadap ayat Allah itu menjadikan dirinya tersiksa dengan dijadikan dadanya
sempit dan sesak. Karena ayat Allah petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
beriman. Sebagaimana firman-Nya:
Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat
hidayah, Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa
dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak,
seakan-akan dia sedang mendaki langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa
kepada orang-orang tidak beriman (QS. al-An'am 6:125).
Rasullah menjelaskan tentang arti kesombongan
dalam sabdanya:
الكِبْرُ بَطَرُ
الحقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ (رواه مسلم
Kesombongan itu sikap menolak kebenaran dan melecehkan orang lain. (HR. Muslim).
Adapun kebalikan kesesatan akibat kesombongan
adalah orang beriman dan berakal.
"Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab
(Al Quran) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman QS. al-Ar’af 7:52).
Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia
kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sungguh dia telah diberi kebaikan yang banyak.
Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran KECUALI ORANG-ORANG yang MEMPUNYAI
AKAL SEHAT (QS. al-Baqarah 2:269).
Orang
yang dapat menerima pengetahuan dan petunjuk Allah adalah orang betriman, karena
mereka mau menggunakan akal sehat yang mereka miliki. Dalam Islam: rasional,
emosional dan spiritualitas saling berkaiatan. Bukan sikap seorang Muslim
ketika berbicara Tuhan mengabaikan akal, ketika menggunakan akal digunakan
untuk mendikte Tuhan. Karena orang berakal (ulul albab) dalam Islam adalah
orang yang mengunakan akal sebagai bentuk ketundukan kepada petunjuk-Nya. Serta
mengunakan akal untuk melihat kebenaranpetunjuk-Nya di jagad raya, serta
menggunakan akal untuk mencari hikmah petunjuk Allah swt.
Sebagai mana dijelaskan dalam firman-Nya:
Sebagai mana dijelaskan dalam firman-Nya:
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,
Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran 3:190-191).
A.
Penyebab
Awal Terjadinya Kesesatan
Penyebab kaum
kufar tersesat dari petunjuk berawal dari keengganan mereka menggunakan akal
untuk mendalami ayat-Nya. Ada pun
penyebab seseorang tidak menggunakan akalnya untuk memahami petunjuk-Nya
adalah:
1.
Karena
Mengikuti Hawa Nafsu
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ
هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ
"...
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang rnengikuti hawa nafsunya
dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepadaorang-orang yang zalim ". (QS. Al-Qashash 28:50).
Kemudian
dari mengikuti hawa nafsu tersebut membuat mereka mengikuti jalan setan. Sebagaimana
disebutkan sebelumnya dalam AL A’RAF 7:146-147 diatas, kemudian mereka
menyombongkan diri (menolak kebenaran) karena mereka lebih memilih kesenang
dunia. Mereka sudah mendengar petunjuk Allah melalui para pengikut nabilullah
atau bahkan dengan Rasullah secara langsung, namun seruan tersebut bagi mereka sebagai
halangan kesenangan yang mereka lakukan. Karena ketika berbicara nafsu, larinya
kepada kesenangan dunia, kenikmatan syahwat makanan, seks, kemegaahan, jabatan
dan popularitas dunia. Meraka merasa dihalangi, marah kemudian muncul penolakan.
Dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab
yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shad 38:26).
Secara
gamblang Allah mewanti-wanti hambanya agar tidak mengikuti hawa nafsu karena
akan menyesatkan hambanya dari petujuk Allah. Kemudian dijelaskan pula dalam
Al-A’raf 7: 175-176 awal dari mengikuti hawa nafsu adalah berawal dari berlepas
diri dari ayat Allah, lalu menjadi peluang setan untuk menggoda. Ditambah iman
lemah lantaran memiliki kecenderungan kepada dunia. Inilah yang membuat mereka
tenggelam dalam nafsu yang berujung pada kesesatan. Mereka tidak memikirkan
akhirat, karena terjebak oleh kepentingan kesenangan dunia.
Dan bacakanlah kepada mereka berita
orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi
Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia
tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan
menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing
jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu
agar mereka berfikir. (QS. al-A’raf 7:175-176).
Akibat keengganan
untuk belajar dan memahami bahwa nafsu digunakan dengan ilmu pengetahuan,
membuat mereka disesatkan Allah. Dan mendapat ancaman tidak mendapat petunjuk. Tetapi
orang-orang yang zalim mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang
telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.( QS.
ar-Rum 30:29).
2.
Mengikuti Tradisi Nenek Moyang
Tanpa
mau merenungi warisan yang telah diberiakan nenek moyang, mereka menerima
dengan menelan bulat-bulat ajaran yang penuh penyimpangan. Inilah yang membuat
akal mereka terhambat untuk mendapatan petunjuk Allah. Mereka tidak memahami penyimpangan
demi penyimpangan menyebabkan tradisi menentang petunjuk Allah. Sebagai mana dijelaskan dalam Ayat_Nya :Sesungguhya
mereka mendapati nenek moyang mereka dalam keadaan sesat, lalau mereka
tergesa-gesa mengikuti jejak (nenek moyang) mereka. (QS. ash-Shafaat 37:69-70).
Pernyataan mereka tentang sikap
mengikuti tradisi nenek moyang tanpa filterisasi juga dijelaskan dalamSurah Al-Baqarah: Ayat 170.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا
أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا
أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ (170)
"Dan
apabila dikatakan kepada mereka: 'Ikutilah apa yang telah diturunkan oleh
Allah', mereka menjawab: '(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah
kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami'. (Apakah mereka akan mengikuti
juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk?". (QS. al-Baqarah 2:170).
Lebih
dahsyatnya lagi ketika mendapatkan bukti yang nyata akan kekeliruan teradisi nenek moyang mereka, mereka tetap
membatah dan menentang lantaran ada sikap fanatik buta (taasub) yang mereka
miliki. Bahkan dengan secara gamblang mereka menolak ajaran yang disampaikan
dengan kebenaran.
"Dan demikianlah, Kami tidak mengutus
sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan
orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: 'Sesungguhnya kami mendapati bapa-bapa kami menganut
suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.''
(Rasul itu) berkata: 'Apakah (kamu akan mengikutinya juga)
sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang
lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapa-bapamu
menganutnya? Mereka
menjawab: 'Sesungguhnya kami mengingkari
agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya’. Maka Kami binasakan mereka
maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." (QS. Al-Zukhruf 43:23-25).
Masih bayak penjelasan diayat yang lain dalam
masalah ini seperti; Az-Zukhruf 43:22, Al-Baqarah 2:170, Yunus 10:78, Al-Anbiya' 21:53,
Luqman 31:21-23, dan lain-lain.
3.
Mengekor dengan Kebanyakan Orang
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي
الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ
وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
"Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah ..." (QS. al-An'am 6 :116).
Faktor
lain terjadi kesesatan dalah taklid buta kepada kegemaran kebanyakan masyarakat
tanpa menimbang baik buruknya. Lantaran mementingakan untuk diterima masyarakat
umum sebagai segala-galanya tanpa dikritisi. Padahal bayak yang berlawanan
dengan syariat. Mereka takut jika mengingkari dan tidak ikut serta dalam
kebiasaan buruk yang membudaya akan dijauhi masyarakat. Mereka membenarkan yang
sudah umum, padahal kebenran tidak dapat diukur dengan jumlah melainkan diukur
dengan kebenaran yang datang dari Allah melalui firman-firman-Nya. Namun ketundukan
kepada aturan pasar lebih utama kepada aturan Allah. Biasanya juga mereka ikut
serta menentang yang akan menyapaikan petunjuk Allah.
Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya. (QS. az-Zumar 39:36)
Kemudian
ada yang mempropaganda masyarakat untuk mempertahankan zona aman agar tetap
berada pada kebiasan yang telah lama mengakar dan diikuti banyak orang. Mereka
mengunakan retorika-retorika yang meyakinkan dan mudah ditiru namun sangat meyakinkan.
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. (QS. an-Nahl 6:25).
Mereka lebih
takut kepada masyarakat dibanding Allah, diperparah mereka justru ikut
menentang. Bahkan menyebarkan kesesatan baru. Dengan terus mencari pembenaran
akan kesesatan mereka.
Dan orang yang
tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan
melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung
selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata".(QS
Al-Ahqaf 46:32).
Justru bahaya
mengintai mereka jika tidak berhenti dari kezaliman dalam: perkataan, perbuatan
dan penolakan terhadap petunjuk Allah.
4.
Mengekor Kepadapemimpin
yang tidak Mendapat Petunjuk Allah
Dan orang-orang
yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri:
“(Tidak). Sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi
kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan
sekutu-sekutu bagi-Nya”. Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka
melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir, mereka
tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.(QS Saba’ 34:33).
Ketakutan mereka kepada pemimpin yang salah jalan, serta mereka percaya dengan kesesatan pemimpin mereka. Kemudian membuat mereka lebih berani menolak yang menyampaikan kebenaran. Dan yang terjadi justru ikut menyiksa sesama kaum lemah dan menindas yang memilih jalan kebenaran.
Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul... (QS. al-Isra' 17: 15).
Maka ketika datang
petunjuk Allah melalui para nabi atau yang mengikuti ajaran para nabi tidak ada
alas an lagi ketika diakherat kelak mengelalak dari kekufutan mereka.
Kebnayakan yang menjadi alasan adalah kalau pemimpin salah maka yang menaggung
dosa pemimpin. Ayat dibawah ini menjadi jawabanya :
وَاتَّقُواْ يَوْماً لاَّ تَجْزِي نَفْسٌ
عَن نَّفْسٍ شَيْئاً وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلاَ يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ
وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ
Dan takutlah terhadap (azab) hari (akhirat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membantu orang lain
sedikitpun, dan tidak (pula) diterima syafa`at dan (juga) tidak berlaku
tebusan daripadanya, serta mereka tidak akan ditolong. (QS. al-Baqarah 2: 48).
Pemimpin mendapat dosa karena
menyesatkan. Sementara yang pengikutnya dapat dosa karena ridho untuk memilih
kesesatan setelah datang buktinyata.
5.
Hidup Dalam
Kebimbanagan anatara Iman dan Kufur
Sikap ini
menyebabkan mereka terjebak dalam kemunafiakan(hipokrit). Ingin untungnya dan
enaknya saja (oportunis). Banyak berdusta,
cari aman, dan selalu ikut siapapun yang menang (pragmatis).
Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau
kafir): Tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula)
kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah,
maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
(QS. an-Nisa' 4:143)
Sikap yang
tidak jelas dari orang muanfik akan membuat mereka cenderung kepada kemurtadan
yang sebenarnya ketika menemukan yang dianggap lebih menguntungkan. Inilah
peringgatan Allah kepada mereka.
Katakanlah:" Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaithan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.". (QS. al-An'am 6:71).
B.
Tanda-Tanda Orang yang Disesatkan
Penting
bagi kaum Muslimin mengetahui tanda-tanda orang yang disesatkan Allah. Sebagai
peringatan dan pelajaran untuk kita. Dan memahami ayat Allah dikehidupan nyata
sangat jelas sekali. Namun perlu diperhatikan, berhati-hati menghukumi kafir
sesama Muslim. Selain itu tidak baik menghardik kafir orang kafir terlebih
sampai menfatwa ahli neraka, atau bahakan menghardik penghuni kekal neraka
jahanam. Tugas kita yang pertama mendakwahi mereka, jangan terpancing hawa
nafsu, semua karena mencari ridho Allah. Mereka sudah jelas kafir, hanya
membuang energi jika hanya untuk menghujak, sebisa mungkin kontrol emosi perlu keakuratan dalam menfonis.
Kita juga tidak dapat menghukumi seseorang penghuni neraka, karena itu hak
Allah. Kita menjelaskan akibatnya. Dapat saja hari ini dia pembenci Islam, besok
bertobat dan lebih alim dari kita. Untuk itu langsung saja kita urai.
1. Melihat Keburaukan
Mereka sebagai Perbuatan yang Baik
. Maka apakah
orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia
meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)?
maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki
siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan
terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
(QS. Al Fathir 35:8).
Meka yang telah
tersesat akan mengeanggap perbuatan buruk yang melaka lakuan adalah baik. Tidak
heran jika banyak kita jumpai penentangan keras yang meleka lakukan. Mereka menggunakan
berbagai alasan untuk melakukan pembenaran atas kekafiran, kemunafikan,
kefasikan dan kefajiran mereka.
2.Tidak Akan Beriman Sedahsyat Apapun
Kebenaran yang Mereka Lihat
Dan sekalipun Kami benar-benar menurunkan
malaikat kepada mereka' dan orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan
kami kumpulkan (pula) segala sesuatu (yg mereka inginkan), mereka tdk juga akan
beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Tapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui (arti kebenaran). (QS. al-An'am 6:111).
Kebenaran
Al quran, mukzijat nabi, peristiwa alam atau segala bentuk petujuk yang Allah berikan tidak akan membuat
luluh orang yang telah disesatkan Allah. Mereka merasa enggan untuk menerima
kebenaran bahwa keyakinan mereka salah jalan dan banyak terjadi penyimpangan.
Mereka terus membantah dan mengingkari. Serta terus pada kesesatan. Nauzubillah.
3.Sekalipun Ada Suatu Kaum yang
Dibinasakan/Azab Tidak Membuat MerekaBeriman
Atau
Apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negri setelah (lenyap)
penduduknya ? Bahwa kalau Kami menghendaki pasti Kami siksa mereka Karena dengan
dosa-dosanya; dan Kami MENGUNCI hati mereka sehingga mereka tidak dapat
mendengar (pelajaran). (QS. al-Araf 7:100).
Mereka
terus mengingkari. Bahkan membuat mereka melakukan kemaksiaatan. Seperti di era
sekarang, bencana alam digunakan untuk pencitraan atau bahkan lahan korupsi.
Bukti bukanya membuat mereka kembali namun jusrtu menjadi motivasi untuk
melakukan kemungkaran yang lain. Nuazubillah.
4.Tidak Mampu Mencerna Petunjuk Allah Lagi
Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: " Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? ". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.( QS. al-Baqarah 2:26).
Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: " Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? ". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.( QS. al-Baqarah 2:26).
Mereka tidak tahu dan tidak mau tahu akan petujuk Allah. Inilah yang menyebabkan mereka terus berada dalam kesesatan. Al Quran mereka abaikan. Kitab mereka pun diacuhkan maka tidak akan pernah menemukan keganjalan. Kemudian petuah dari tokoh agama mereka diterima begitu saja tanpa pernah untuk mencerna secara keritis.
Kesimpulanya : Allah telah mengunci hati dan
pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat
azab yang berat. .( QS.
al-Baqarah 2:7).
Ini yang
menyebabkan mereka tersesat. Tidak tahu dan tidak mau tahu, terus membantah,
sekali mendapatkan bukti nyata engan utuk menerima.
C.
Akibat selanjutnya dari Kesesatan
1.
Diberi Peringatan atau tidak
Diberi Peringatan Tetap Kufur
Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau
memberi peringatan kepada mereka atau engkau tdk memberi peringatan kepada
mereka, mereka tidak akan beriman juga (yasin 36:10).
Ribuan petunjuk Allah telah mereka dustakan.
Hal inilah yang menjadikan mereka kebal dari segala bentuk peringatan yang
disampaikan para pendakwah.
2.
Didoakan atau Tidak Didoakan
Tetap Kufur
(sama saja) engkau (Muhammad) memohonkan
ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau
memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan
mereka. Yang demikian itu karen mereka ingkar (kafir) kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik (QS. At Taubah 9:80).
Maka tidak
perlu berlebihan mendoakan orang kafir samapai shotat tahajud dengan banyak
rekaat dan bermalam-malam. Karena hati mereka telah membatu dan telah
disesatkan Allah swt. Maka akan sulit untuk menyadarkan mereka.....Demikian
Allah mengunci hati orang-orang kafir (QS.
al-Ar’af 7:101).
3.
Mendapat Azab Secara Berangsur-Angsur
"Dan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah
kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan. Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan." (QS. al-Araf 7:182-186).
Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan. Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan." (QS. al-Araf 7:182-186).
Mereka merasa aman dariazab Allah,namun secara berangsur-anggsur
akan mendap azab.
4. Mendapat
Kesukaran Dunia dan Akhirat
“Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang
melihat?". Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu
ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun
dilupakan". (QS. Thaahaa 20:124-126).
(Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk(QS. al-Mu'min 40:33).
D.
Gelar Untuk Orang Yang Disesatkan Allah
Kemudian
dari kesesatan mereka berdampak dengan diberikan gelar oleh Allah swt. dengan
gelar yang sangat menghinakan. Untuk merendahkan mereka yang kafir dan menutup
hati. Sebagaimana firmanya;
"Sangat buruk perupamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami; mereka menzalimi diri sendiri. Barangsiapa
diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yg mendpt petunjuk; dan barang siapa yg
disesatkan Allah, maka merekalah yg rugi (QS. Al Araf 7:177-178).
"sesungguhnya mahluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah
ialah mereka yg tuli dan bisu (tdk
mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti. Dan
sekiranya Allah mengetahui ada kebaikan pada mereka, tentu Dia jadikan mereka
dpt mendengar. Dan jika Allah menjadikan
mereka dapat mendengar, niscaya mereka berpaling, sedang memalingkan diri.
(QS Al Anfal 8:22-23).
Sangat wajar mereka Allah sesatkan, ketika
mendapat petunjuk mereka berpaling. Dan setiap dapat kesempatan menjadi orang
selamat, mereka berpaling.
Selain sepeti dijelaskan diatas ungkapan
binatang bergerak yang tuli, bisu dan buta menjadikan mereka bebal untuk diberikan
peringatan. Maka sangat sukar siapapun yang memberi peringatan kepada mereka. Dan perumpamaan bagi (penyeru) orang yang
kafir adalah seperti (penggembala) yg menaiki (binatang) yg tdk mendengar
selain panggilan dan teriakan. (Mereka) tuli, bisu, dan buta maka mereka tdk
mengerti (QS Al Baqarah 2:172).
Kemudian mengapa
mereka dikatakan tuli, bisu dan buta? Ayat dibawah ini jawabannya.
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam
banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tdk digunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka memiliki mata (tapi) tidak digunakanya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tdk dipergunakannya unt
mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih
sesat lagi. Mereka itulah yaitu orang-orang
yang lengah (QS. Al Araf 7:179).
فَإِنَّہَا
لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَلَـٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang
buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. Al Hajj 22:46).
Sekali lagi saya jelaskan bahwa hakikatnya yang
menyebabkan mereka tersesat adalah diri mereka sendiri. Merekalah yang menyalahgunakan
kehendak bebas dari Allah mereka gunakan untuk memilih kesesatan bukan untuk
memilih keimanan.
Maka Mengapa kamu (terpecah) menjadi dua
golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah Telah
membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan
usaha mereka sendiri?apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada
orang-orang yang Telah disesatkan Allah? barangsiapa yang disesatkan Allah,
sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.(QS.
An-Nisaa' 4:88).
Sesungguhnya Allah tdk menzalimi manusia sedikitpun,
tetapi manusialah yang menzalimi dirinya sendiri (QS. Yunus 10:44).
Maka
kita tidak perlu memperdebatkan dalam menyikapi mereka. Yang masih mau
mendakwahi mereka bertujuan untuk mencari pahala dan ridho Allah dari
mendakwahi mereka, atau untuk membungkam hujatan mereka. Dan yang meninggalkan
mereka karena tidak mau membuang banyak energi karena hendah fokus kepada
masalah lain yang lebih penting. Selain itu pula kitakembalikan kepada Allah
swt.
“Sesungguhnya
Kami telah menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada
pula yang kafir.” (QS. Al Insan 76:3) “... dan sesungguhnya engkau benar-benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syura 42:52). Allah secara
umum telah memberi petunjuk, kemudian melalui rasullah dan pengikutnya
menyampaikan kabar gembira dan peringgantan kepada mereka. Namun tentu ada yang menolakdan menerima.
Allah berfirman, "Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia
menjadikanmu satu umat (saja dan memaksamu untuk beriman). Tetapi Allah menyesatkan
siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu
kerjakan."(QS. an-Nahl 16:93). Allah swt dapat saja membuat seluruh manusia
beriman. Namun Allah hendak mencari hamba yang paling taat. Atas dasar tersebut
Allah memberi kehendak bebas. Maka sangat sulit untuk menjadikan setiap orang
yang kita peringatkan akan mengikuti. Semua kembali pada diri kita
masing-masing untuk mendapatkan Ridho-Nya dan berjuang menjadi hamba yang
terbaik.
E.
Sikap dalam Dakwah
Melihat faktor penyebab mereka disesatkan diatas,
perinagatan bahwa kita tidak akan mampu memberi petunjuk mereka yang telah
disesatkan Allah. Mereka dibiarkan terombang ambing didunia sebagai mana
binatang melata.
Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, makat
tdk ada yg mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang ambing dalam
kesesatan (QS. Al Araf 7:186).
Dijelaskan juga dalam ayat_Nya :
Sesungguhnya
engkau sekali-kali tidak dapat memberikan petunjuk kepada orang yang engkau
cintai, melainkan Allah memberikan petujuk kepada siapa saja yang dikehendaki.
(QS. Al-Qashash 28: 56)
Sekalipun itu orang yang kita cintai jika telah disesatkan kita
tidak dapat memberi petunjuk. Sebagaimana kisah nabi Nuh as dengan
anaknya dia ayat berikut ini :
“Dan Nuh pun
menyeru Rabbnya, ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan
sesungguhnya janji-Mu adalah janji yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang
seadil-adilnya.’ Allah berfirman, ‘Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk
keluargamu (yang diselamatkan), sesungguhnya amalannya bukanlah amalan yang
shalih. Maka janganlah engkau meminta kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau
ketahui. Sesungguhnya Aku peringatkan
engkau agar jangan termasuk orang-orang yang jahil.”(QS. Hud 11: 45-46)
Kewajiban kita sekedar menyampaikan dengan cara sebaik mungkin,
tidak memiliki kewajiban merubah mereka. Kembali lagi pada dirinya apakah mau
menrima petunjuk atau tidak dan hidayah
hak perogatif Allah.
{فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ
صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا
حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ
الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ } [الأنعام: 125]
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan
memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk
agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya
Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki
langit. begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
(QS Al-An'am 6:125)
Bukan kewajibanmu (muhammad) menjadikan mereka
mendapat petunjuk, tapi Allah-lah yang meberi petunjuk kepada yang Dia
kehendaki. Apa pun harta yg kamu infakan, maka (kebaikan) unt dirimu sendiri. Dan
jangan kamu berinfak melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apapun yg harta
yg kamu infakan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak
akan dizalimi (dirugikan).(QS Al
Baqarah 2:272).
Dan penegas orang beriman hanya menyampaikan
peringatan adalah: "orang-orang bertakwa tidak ada
tanggung jawab sedikit pun atas dosa mereka; tapi (berkewajiban) mengingatkan
agar mereka (juga) bertakwa"(QS Al-An'am
6:69). Juga ditegaskan kembali "Dan
sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan (Nya). Dan
kami tdk menjadikan emgkau penjaga mereka; engkau bukan pula pemelihara mereka’’
(QS Al-An'am 6:107).
Selain sepeti dijelaskan diatas ungkapan
binatang bergerak yang tuli, bisu dan buta menjadikan mereka bebal untuk diberikan
peringatan. Maka sangat sukar siapapun yang memberi peringatan kepada mereka.Dan perumpamaan bagi (penyeru) orang yg
kafir adalah seperti (penggembala) yg menaiki (binatang) yg tdk mendengar
selain panggilan dan teriakan. (Mereka) tuli, bisu, dan buta maka mereka tdk
mengerti (QS Al Baqarah 2:172).
F.
Doa Agar Terhindar dari Kesesatam
Ada puladoa agar
senantiasa mendapat petunjuk dan dihindarkan dari kesesatan:
(mereka berdoa) "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada
kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Mu, sesungguhnya Engkau
Maha Pemberi" (QS. AliImran 3:8).
G.
Kesipulan
dan Hikmah
Jadi
orang mendapat petunjuk Allah karena hatinya melapangkan diri terhadap firman
Allah. Yakin itu baik untuknya, dan tidak membebaninya. Dan orang yang
disesatkan Allah karena kesombongan, keingkaran, kebodohan, dan dia sendiri
menjauhkan dari petunjuk Allah swt. Karena pada hakikatnya perintah Allah itu
sanggup dilakukan orang beriman sebagaiman firman-Nya :"Dan orang-orang
beriman serta mengerjakan kebajikan, Kami tidak akan membebani seseorang
melainkan menurut kesanggupanya. Mereka itulah penghuni surga; mereka kekal
didalamnya, " (QS. al-A’raf 7:42).
Kemaudian
hikmah yang kita dapat dari pembahasan ini adalah : agar kita menjadi lebih
bersyukur atas nikmat Iman Islam yang Allah berikan. Kemudian mengambil
pelajaran betapa mengerikan kekufuran itu, serta menjadi pelajaran untuk terus
berintropeksi diri. Selain itu mendorong kita untuk terus bersabar ketika mendakwahi
mereka, karena yang kita cari keridhoan Allah. Dan berdakwah dengan tulus
iklas, sabar serta kegigihan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah(tawakal).
Karena kita tidak akan mampu merubah kalau yang didakwahi tidak mau berubah,
dan menyadari hidayah prerogatif Allah.
H.
Penutup
Al Quran banyak sekali membahas
ciri-ciri dan keadaan mereka yang telah disesatkan oleh
Allah. Mari kita terus cermati pesan-pesan yang ada dalam kandungan Al Quran.
Kawanku, semua itu Allah tetapkan ada sebab dan akibat. Lantaran mereka tidak
mau mendengar seruan dan peringatan dari Allah, rasul dan umatnya, namun justru
peringatan tersebut membuat kaum kufar menampakan reaksi yang semakin hari
semakin kufur, maka membuathatinya
semakin keras. Sehingga sangat jelas hal imi yang menyebabkan mereka disesatkan
Allah. Selain itu orang yang selalu mengabaikan petunjuk Allah menyebabkan
mereka terus tersesat. Karena semua nikmat iman juga atas karunia Allah. semoga
kita itsiqoh dijala-Nya.
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan
bertakwa pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka
sesuai yg mereka kerjakan (QS. Al A’raf
7:96).
"Terangkanlah kepadaku tentang orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu
mendengar atau memahami. Mereka tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak,
bahkan lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al-Furqan
25:43-44).
Waullahualam bisowab, semoga kita senantiasa
dibukakan pintu hati menerima kebenaran.
catatan :
Inspirasi dari perenungan Al Quran dan pelbagai sumber yang membahas ayat yang berkaitan dengan tema.
summum bukmum 'umyum fahum la yarji'un
BalasHapuskarosetan tdk bisa memahami maksud siapakah yg mendapat petunjuk dan siapakah yg mendapat kesesatan