Senin, 01 April 2013

         Ada sebagian kafirin yang menghujat  firman Allah. Mereka tidak mencerna dan memahami terlebih dahulu isi kandungan Quran namun mereka terburu-buru menutup hatinya dari memahami ajaran Islam. Karena yang terjadi banyak ayat yang mereka gunakan untuk menyerang Islam sebenarnya maksud ayat Allah tersebut lebihditunjukan kepada mereka. Mereka gegabah, karena sudah terbakar nafsu kebencian terhadap Islam. Akibatnya membuat mereka sulit untuk memahami Quran dengan hati yang lapang dan pemikiran terbuka. Tanpa mendalami lebih jauh ayat Allah, mereka langsung menyimpulkan bahwa Allah umat Islam iblis karena cuman Iblis yang menyesatkan, nauzubillah. Padahal yang menyebabkan Allah menyesatkan kaum kufar lantaran mereka sendiri telah memilih jalan kesesatan. Maka mari simak dengan baik surat al A’raf ayat 146-147 dibawah ini.

"Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tapi jika melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikan adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya. Dan orang-orang yang mendustakan tanda-tanda (keuasaan) Kami dan (mendustakan) adanya pertemuan akhirat, sia-sialah amal mereka. Mereka diberi balasan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan"(QS. al-A’raf 7:146-147).
            Jadi penyebab utama Allah menyesatkan kaum kufar karena kesombongan dan pendustaan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah. Alllah tidak menyukai kesesatan pada hambanya, namun semua kembali kepada hambanya apakah akan mengambil petunjuk-Nya atau mengingkari petunjuk-Nya. Ketika manusia memilih jalan kesesatan saat itu juga dirinya mendapat akibat lansung (hukuman) berupa dadanya dijadikan sesak dan sempit. Semua terjadi sampai manusia memilih jalan petunjuk-Nya. Jadi kufur terhadap ayat Allah itu menjadikan dirinya tersiksa dengan dijadikan dadanya sempit dan sesak. Karena ayat Allah petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman. Sebagaimana firman-Nya:
Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah, Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang tidak beriman (QS. al-An'am 6:125).
Rasullah menjelaskan tentang arti kesombongan dalam sabdanya:
 الكِبْرُ بَطَرُ الحقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ (رواه مسلم
Kesombongan itu sikap menolak kebenaran dan melecehkan orang lain. (HR. Muslim).
Adapun kebalikan kesesatan akibat kesombongan adalah orang beriman dan berakal.
"Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al Quran) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman QS. al-Ar’af 7:52).
Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sungguh dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran KECUALI ORANG-ORANG yang MEMPUNYAI AKAL SEHAT (QS. al-Baqarah 2:269).
            Orang yang dapat menerima pengetahuan dan petunjuk Allah adalah orang betriman, karena mereka mau menggunakan akal sehat yang mereka miliki. Dalam Islam: rasional, emosional dan spiritualitas saling berkaiatan. Bukan sikap seorang Muslim ketika berbicara Tuhan mengabaikan akal, ketika menggunakan akal digunakan untuk mendikte Tuhan. Karena orang berakal (ulul albab) dalam Islam adalah orang yang mengunakan akal sebagai bentuk ketundukan kepada petunjuk-Nya. Serta mengunakan akal untuk melihat kebenaranpetunjuk-Nya di jagad raya, serta menggunakan akal untuk mencari hikmah petunjuk Allah swt. 

Sebagai mana dijelaskan dalam firman-Nya: 
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran 3:190-191).

A.    Penyebab Awal Terjadinya Kesesatan

Penyebab kaum kufar tersesat dari petunjuk berawal dari keengganan mereka menggunakan akal untuk mendalami ayat-Nya. Ada pun penyebab seseorang tidak menggunakan akalnya untuk memahami petunjuk-Nya adalah:

1.      Karena Mengikuti Hawa Nafsu

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

"... Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang rnengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepadaorang-orang yang zalim ". (QS. Al-Qashash 28:50).
            Kemudian dari mengikuti hawa nafsu tersebut membuat mereka mengikuti jalan setan. Sebagaimana disebutkan sebelumnya dalam AL A’RAF 7:146-147 diatas, kemudian mereka menyombongkan diri (menolak kebenaran) karena mereka lebih memilih kesenang dunia. Mereka sudah mendengar petunjuk Allah melalui para pengikut nabilullah atau bahkan dengan Rasullah secara langsung, namun seruan tersebut bagi mereka sebagai halangan kesenangan yang mereka lakukan. Karena ketika berbicara nafsu, larinya kepada kesenangan dunia, kenikmatan syahwat makanan, seks, kemegaahan, jabatan dan popularitas dunia. Meraka merasa dihalangi, marah kemudian muncul penolakan.

Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shad 38:26).
            Secara gamblang Allah mewanti-wanti hambanya agar tidak mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan hambanya dari petujuk Allah. Kemudian dijelaskan pula dalam Al-A’raf 7: 175-176 awal dari mengikuti hawa nafsu adalah berawal dari berlepas diri dari ayat Allah, lalu menjadi peluang setan untuk menggoda. Ditambah iman lemah lantaran memiliki kecenderungan kepada dunia. Inilah yang membuat mereka tenggelam dalam nafsu yang berujung pada kesesatan. Mereka tidak memikirkan akhirat, karena terjebak oleh kepentingan kesenangan dunia.
 Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS. al-A’raf 7:175-176).
            Akibat keengganan untuk belajar dan memahami bahwa nafsu digunakan dengan ilmu pengetahuan, membuat mereka disesatkan Allah. Dan mendapat ancaman tidak mendapat petunjuk. Tetapi orang-orang yang zalim mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.( QS. ar-Rum 30:29).

2.       Mengikuti Tradisi Nenek Moyang
            Tanpa mau merenungi warisan yang telah diberiakan nenek moyang, mereka menerima dengan menelan bulat-bulat ajaran yang penuh penyimpangan. Inilah yang membuat akal mereka terhambat untuk mendapatan petunjuk Allah. Mereka tidak memahami penyimpangan demi penyimpangan menyebabkan tradisi menentang petunjuk Allah. Sebagai mana dijelaskan dalam Ayat_Nya :Sesungguhya mereka mendapati nenek moyang mereka dalam keadaan sesat, lalau mereka tergesa-gesa mengikuti jejak (nenek moyang) mereka. (QS. ash-Shafaat 37:69-70). 
Pernyataan mereka tentang sikap mengikuti tradisi nenek moyang tanpa filterisasi juga dijelaskan dalamSurah Al-Baqarah: Ayat 170.


وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ (170)

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Ikutilah apa yang telah diturunkan oleh Allah', mereka menjawab: '(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami'. (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". (QS. al-Baqarah 2:170).    

            Lebih dahsyatnya lagi ketika mendapatkan bukti yang nyata akan kekeliruan  teradisi nenek moyang mereka, mereka tetap membatah dan menentang lantaran ada sikap fanatik buta (taasub) yang mereka miliki. Bahkan dengan secara gamblang mereka menolak ajaran yang disampaikan dengan kebenaran.

"Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: 'Sesungguhnya kami mendapati bapa-bapa kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.'' (Rasul itu) berkata: 'Apakah (kamu akan mengikutinya juga)
sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapa-bapamu menganutnya? Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya’. Maka Kami binasakan mereka maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." (QS. Al-Zukhruf 43:23-25).

Masih bayak penjelasan diayat yang lain dalam masalah ini seperti; Az-Zukhruf 43:22, Al-Baqarah 2:170, Yunus 10:78, Al-Anbiya' 21:53, Luqman 31:21-23, dan lain-lain.

3.       Mengekor dengan Kebanyakan Orang
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah ..." (QS. al-An'am 6 :116).
            Faktor lain terjadi kesesatan dalah taklid buta kepada kegemaran kebanyakan masyarakat tanpa menimbang baik buruknya. Lantaran mementingakan untuk diterima masyarakat umum sebagai segala-galanya tanpa dikritisi. Padahal bayak yang berlawanan dengan syariat. Mereka takut jika mengingkari dan tidak ikut serta dalam kebiasaan buruk yang membudaya akan dijauhi masyarakat. Mereka membenarkan yang sudah umum, padahal kebenran tidak dapat diukur dengan jumlah melainkan diukur dengan kebenaran yang datang dari Allah melalui firman-firman-Nya. Namun ketundukan kepada aturan pasar lebih utama kepada aturan Allah. Biasanya juga mereka ikut serta menentang yang akan menyapaikan petunjuk Allah.

Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya. (QS. az-Zumar 39:36)

            Kemudian ada yang mempropaganda masyarakat untuk mempertahankan zona aman agar tetap berada pada kebiasan yang telah lama mengakar dan diikuti banyak orang. Mereka mengunakan retorika-retorika yang meyakinkan dan mudah ditiru namun sangat meyakinkan.

(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. (QS. an-Nahl 6:25).
Mereka lebih takut kepada masyarakat dibanding Allah, diperparah mereka justru ikut menentang. Bahkan menyebarkan kesesatan baru. Dengan terus mencari pembenaran akan kesesatan mereka.
Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata".(QS  Al-Ahqaf 46:32).
Justru bahaya mengintai mereka jika tidak berhenti dari kezaliman dalam: perkataan, perbuatan dan penolakan terhadap petunjuk Allah. 

4.      Mengekor Kepadapemimpin yang tidak Mendapat Petunjuk Allah
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “(Tidak). Sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya”. Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir, mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.(QS Saba’ 34:33).

            Ketakutan mereka kepada pemimpin yang salah jalan, serta mereka percaya dengan kesesatan pemimpin mereka. Kemudian membuat mereka lebih berani menolak yang menyampaikan kebenaran. Dan yang terjadi justru ikut menyiksa sesama kaum lemah dan menindas yang memilih jalan kebenaran.


Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul... (QS. al-Isra' 17: 15).
Maka ketika datang petunjuk Allah melalui para nabi atau yang mengikuti ajaran para nabi tidak ada alas an lagi ketika diakherat kelak mengelalak dari kekufutan mereka. Kebnayakan yang menjadi alasan adalah kalau pemimpin salah maka yang menaggung dosa pemimpin. Ayat dibawah ini menjadi jawabanya : 
وَاتَّقُواْ يَوْماً لاَّ تَجْزِي نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ شَيْئاً وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلاَ يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ

Dan takutlah terhadap (azab) hari (akhirat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membantu orang lain sedikitpun, dan tidak (pula) diterima syafa`at dan (juga) tidak berlaku tebusan daripadanya, serta mereka tidak akan ditolong. (QS. al-Baqarah 2: 48).

Pemimpin mendapat dosa karena menyesatkan. Sementara yang pengikutnya dapat dosa karena ridho untuk memilih kesesatan setelah datang buktinyata.

5.      Hidup Dalam Kebimbanagan anatara Iman dan Kufur
Sikap ini menyebabkan mereka terjebak dalam kemunafiakan(hipokrit). Ingin untungnya dan enaknya saja (oportunis). Banyak berdusta,  cari aman, dan selalu ikut siapapun yang menang (pragmatis). 
Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): Tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (QS. an-Nisa' 4:143)
Sikap yang tidak jelas dari orang muanfik akan membuat mereka cenderung kepada kemurtadan yang sebenarnya ketika menemukan yang dianggap lebih menguntungkan. Inilah peringgatan Allah kepada mereka.

Katakanlah:" Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaithan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.". (QS. al-An'am 6:71).

B.     Tanda-Tanda Orang yang Disesatkan

            Penting bagi kaum Muslimin mengetahui tanda-tanda orang yang disesatkan Allah. Sebagai peringatan dan pelajaran untuk kita. Dan memahami ayat Allah dikehidupan nyata sangat jelas sekali. Namun perlu diperhatikan, berhati-hati menghukumi kafir sesama Muslim. Selain itu tidak baik menghardik kafir orang kafir terlebih sampai menfatwa ahli neraka, atau bahakan menghardik penghuni kekal neraka jahanam. Tugas kita yang pertama mendakwahi mereka, jangan terpancing hawa nafsu, semua karena mencari ridho Allah. Mereka sudah jelas kafir, hanya membuang energi jika hanya untuk menghujak, sebisa mungkin  kontrol emosi perlu keakuratan dalam menfonis. Kita juga tidak dapat menghukumi seseorang penghuni neraka, karena itu hak Allah. Kita menjelaskan akibatnya. Dapat saja hari ini dia pembenci Islam, besok bertobat dan lebih alim dari kita. Untuk itu langsung saja kita urai.

1.      Melihat Keburaukan Mereka  sebagai Perbuatan yang Baik
. Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)? maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. Al Fathir 35:8).
            Meka yang telah tersesat akan mengeanggap perbuatan buruk yang melaka lakuan adalah baik. Tidak heran jika banyak kita jumpai penentangan keras yang meleka lakukan. Mereka menggunakan berbagai alasan untuk melakukan pembenaran atas kekafiran, kemunafikan, kefasikan dan kefajiran mereka.
 2.Tidak Akan Beriman Sedahsyat Apapun Kebenaran yang Mereka Lihat
Dan sekalipun Kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka' dan orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan kami kumpulkan (pula) segala sesuatu (yg mereka inginkan), mereka tdk juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (arti kebenaran). (QS. al-An'am 6:111).
            Kebenaran Al quran, mukzijat nabi, peristiwa alam atau segala bentuk  petujuk yang Allah berikan tidak akan membuat luluh orang yang telah disesatkan Allah. Mereka merasa enggan untuk menerima kebenaran bahwa keyakinan mereka salah jalan dan banyak terjadi penyimpangan. Mereka terus membantah dan mengingkari. Serta terus pada kesesatan. Nauzubillah.
3.Sekalipun Ada Suatu Kaum yang Dibinasakan/Azab Tidak Membuat MerekaBeriman
 Atau Apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negri setelah (lenyap) penduduknya ? Bahwa kalau Kami menghendaki pasti Kami siksa mereka Karena dengan dosa-dosanya; dan Kami MENGUNCI hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran). (QS. al-Araf 7:100).
            Mereka terus mengingkari. Bahkan membuat mereka melakukan kemaksiaatan. Seperti di era sekarang, bencana alam digunakan untuk pencitraan atau bahkan lahan korupsi. Bukti bukanya membuat mereka kembali namun jusrtu menjadi motivasi untuk melakukan kemungkaran yang lain. Nuazubillah.
4.Tidak Mampu Mencerna Petunjuk Allah Lagi
Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: " Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan? ". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.( QS. al-Baqarah 2:26).

            Mereka tidak tahu dan tidak mau tahu akan petujuk Allah. Inilah yang menyebabkan mereka terus berada dalam kesesatan. Al Quran mereka abaikan. Kitab mereka pun diacuhkan maka tidak akan pernah menemukan keganjalan. Kemudian petuah dari tokoh agama mereka diterima begitu saja tanpa pernah untuk mencerna secara keritis. 
Kesimpulanya : Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat. .( QS. al-Baqarah 2:7). Ini yang menyebabkan mereka tersesat. Tidak tahu dan tidak mau tahu, terus membantah, sekali mendapatkan bukti nyata engan utuk menerima.

C.     Akibat selanjutnya dari Kesesatan

1.      Diberi  Peringatan atau tidak Diberi  Peringatan Tetap Kufur
Dan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau engkau tdk memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman juga (yasin 36:10).
Ribuan petunjuk Allah telah mereka dustakan. Hal inilah yang menjadikan mereka kebal dari segala bentuk peringatan yang disampaikan para pendakwah.
2.      Didoakan  atau Tidak Didoakan Tetap Kufur
(sama saja) engkau (Muhammad) memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan mereka. Yang demikian itu karen mereka ingkar (kafir) kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik (QS. At Taubah 9:80).
Maka tidak perlu berlebihan mendoakan orang kafir samapai shotat tahajud dengan banyak rekaat dan bermalam-malam. Karena hati mereka telah membatu dan telah disesatkan Allah swt. Maka akan sulit untuk menyadarkan mereka.....Demikian Allah mengunci hati orang-orang kafir (QS. al-Ar’af 7:101).
3.      Mendapat Azab Secara Berangsur-Angsur
"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan. Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan."
(QS. al-Araf 7:182-186).
Mereka merasa aman dariazab Allah,namun secara berangsur-anggsur akan mendap azab.
4.      Mendapat Kesukaran Dunia dan Akhirat
 Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?". Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". (QS. Thaahaa 20:124-126).

(Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk(QS. al-Mu'min 40:33).

D.     Gelar Untuk Orang Yang Disesatkan Allah
 Kemudian dari kesesatan mereka berdampak dengan diberikan gelar oleh Allah swt. dengan gelar yang sangat menghinakan. Untuk merendahkan mereka yang kafir dan menutup hati. Sebagaimana firmanya;
"Sangat buruk perupamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami; mereka menzalimi diri sendiri. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yg mendpt petunjuk; dan barang siapa yg disesatkan Allah, maka merekalah yg rugi (QS. Al Araf  7:177-178).
"sesungguhnya mahluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yg tuli dan bisu (tdk mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti. Dan sekiranya Allah mengetahui ada kebaikan pada mereka, tentu Dia jadikan mereka dpt mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka berpaling, sedang memalingkan diri. (QS Al Anfal 8:22-23).
Sangat wajar mereka Allah sesatkan, ketika mendapat petunjuk mereka berpaling. Dan setiap dapat kesempatan menjadi orang selamat, mereka berpaling.
Selain sepeti dijelaskan diatas ungkapan binatang bergerak yang tuli, bisu dan buta menjadikan mereka bebal untuk diberikan peringatan. Maka sangat sukar siapapun yang memberi peringatan kepada mereka. Dan perumpamaan bagi (penyeru) orang yang kafir adalah seperti (penggembala) yg menaiki (binatang) yg tdk mendengar selain panggilan dan teriakan. (Mereka) tuli, bisu, dan buta maka mereka tdk mengerti (QS Al Baqarah 2:172).
Kemudian mengapa mereka dikatakan tuli, bisu dan buta? Ayat dibawah ini jawabannya.
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tdk digunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tapi) tidak digunakanya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tdk dipergunakannya unt mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah yaitu orang-orang yang lengah (QS. Al Araf 7:179).
 فَإِنَّہَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَلَـٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. Al Hajj 22:46).
Sekali lagi saya jelaskan bahwa hakikatnya yang menyebabkan mereka tersesat adalah diri mereka sendiri. Merekalah yang menyalahgunakan kehendak bebas dari Allah mereka gunakan untuk memilih kesesatan bukan untuk memilih  keimanan.
Maka Mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah Telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri?apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang Telah disesatkan Allah? barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.(QS. An-Nisaa' 4:88).
Sesungguhnya Allah tdk menzalimi manusia sedikitpun, tetapi manusialah yang menzalimi dirinya sendiri (QS. Yunus 10:44).
 Maka kita tidak perlu memperdebatkan dalam menyikapi mereka. Yang masih mau mendakwahi mereka bertujuan untuk mencari pahala dan ridho Allah dari mendakwahi mereka, atau untuk membungkam hujatan mereka. Dan yang meninggalkan mereka karena tidak mau membuang banyak energi karena hendah fokus kepada masalah lain yang lebih penting. Selain itu pula kitakembalikan kepada Allah swt.
“Sesungguhnya Kami telah menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS. Al Insan 76:3) “... dan sesungguhnya engkau benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syura 42:52). Allah secara umum telah memberi petunjuk, kemudian melalui rasullah dan pengikutnya menyampaikan kabar gembira dan peringgantan kepada mereka.  Namun tentu ada yang menolakdan menerima. 
Allah berfirman, "Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja dan memaksamu untuk beriman). Tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan."(QS. an-Nahl 16:93). Allah swt dapat saja membuat seluruh manusia beriman. Namun Allah hendak mencari hamba yang paling taat. Atas dasar tersebut Allah memberi kehendak bebas. Maka sangat sulit untuk menjadikan setiap orang yang kita peringatkan akan mengikuti. Semua kembali pada diri kita masing-masing untuk mendapatkan Ridho-Nya dan berjuang menjadi hamba yang terbaik.


E.     Sikap dalam Dakwah
Melihat faktor penyebab mereka disesatkan diatas, perinagatan bahwa kita tidak akan mampu memberi petunjuk mereka yang telah disesatkan Allah. Mereka dibiarkan terombang ambing didunia sebagai mana binatang melata.
Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, makat tdk ada yg mampu memberi petunjuk. Allah membiarkannya terombang ambing dalam kesesatan (QS. Al Araf  7:186).
Dijelaskan juga dalam ayat_Nya :
Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak dapat memberikan petunjuk kepada orang yang engkau cintai, melainkan Allah memberikan petujuk kepada siapa saja yang dikehendaki. (QS. Al-Qashash 28: 56)
Sekalipun itu orang yang kita cintai jika telah disesatkan kita tidak dapat  memberi petunjuk. Sebagaimana kisah nabi Nuh as dengan anaknya dia ayat berikut ini :
“Dan Nuh pun menyeru Rabbnya, ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.’ Allah berfirman, ‘Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu (yang diselamatkan), sesungguhnya amalannya bukanlah amalan yang shalih. Maka janganlah engkau meminta kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku peringatkan engkau agar jangan termasuk orang-orang yang jahil.”(QS. Hud 11: 45-46)
Kewajiban kita sekedar menyampaikan dengan cara sebaik mungkin, tidak memiliki kewajiban merubah mereka. Kembali lagi pada dirinya apakah mau menrima petunjuk atau tidak dan  hidayah hak perogatif Allah.
{فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ } [الأنعام: 125]
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS Al-An'am 6:125)
Bukan kewajibanmu (muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tapi Allah-lah yang meberi petunjuk kepada yang Dia kehendaki. Apa pun harta yg kamu infakan, maka (kebaikan) unt dirimu sendiri. Dan jangan kamu berinfak melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apapun yg harta yg kamu infakan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).(QS Al Baqarah 2:272).
Dan penegas orang beriman hanya menyampaikan peringatan adalah: "orang-orang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas dosa mereka; tapi (berkewajiban) mengingatkan agar mereka (juga) bertakwa"(QS Al-An'am 6:69). Juga ditegaskan kembali "Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan (Nya). Dan kami tdk menjadikan emgkau penjaga mereka; engkau bukan pula pemelihara mereka’’ (QS Al-An'am 6:107).
Selain sepeti dijelaskan diatas ungkapan binatang bergerak yang tuli, bisu dan buta menjadikan mereka bebal untuk diberikan peringatan. Maka sangat sukar siapapun yang memberi peringatan kepada mereka.Dan perumpamaan bagi (penyeru) orang yg kafir adalah seperti (penggembala) yg menaiki (binatang) yg tdk mendengar selain panggilan dan teriakan. (Mereka) tuli, bisu, dan buta maka mereka tdk mengerti (QS Al Baqarah 2:172).
F.     Doa Agar Terhindar dari Kesesatam

Ada puladoa agar senantiasa mendapat petunjuk dan dihindarkan dari kesesatan:
(mereka berdoa) "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi" (QS. AliImran 3:8).
G.    Kesipulan dan Hikmah
            Jadi orang mendapat petunjuk Allah karena hatinya melapangkan diri terhadap firman Allah. Yakin itu baik untuknya, dan tidak membebaninya. Dan orang yang disesatkan Allah karena kesombongan, keingkaran, kebodohan, dan dia sendiri menjauhkan dari petunjuk Allah swt. Karena pada hakikatnya perintah Allah itu sanggup dilakukan orang beriman sebagaiman firman-Nya :"Dan orang-orang beriman serta mengerjakan kebajikan, Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupanya. Mereka itulah penghuni surga; mereka kekal didalamnya, " (QS. al-A’raf 7:42).
            Kemaudian hikmah yang kita dapat dari pembahasan ini adalah : agar kita menjadi lebih bersyukur atas nikmat Iman Islam yang Allah berikan. Kemudian mengambil pelajaran betapa mengerikan kekufuran itu, serta menjadi pelajaran untuk terus berintropeksi diri. Selain itu mendorong kita untuk terus bersabar ketika mendakwahi mereka, karena yang kita cari keridhoan Allah. Dan berdakwah dengan tulus iklas, sabar serta kegigihan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah(tawakal). Karena kita tidak akan mampu merubah kalau yang didakwahi tidak mau berubah, dan menyadari hidayah prerogatif Allah.
H.    Penutup
            Al Quran banyak sekali membahas ciri-ciri dan keadaan mereka yang telah disesatkan oleh Allah. Mari kita terus cermati pesan-pesan yang ada dalam kandungan Al Quran. Kawanku, semua itu Allah tetapkan ada sebab dan akibat. Lantaran mereka tidak mau mendengar seruan dan peringatan dari Allah, rasul dan umatnya, namun justru peringatan tersebut membuat kaum kufar menampakan reaksi yang semakin hari semakin kufur, maka  membuathatinya semakin keras. Sehingga sangat jelas hal imi yang menyebabkan mereka disesatkan Allah. Selain itu orang yang selalu mengabaikan petunjuk Allah menyebabkan mereka terus tersesat. Karena semua nikmat iman juga atas karunia Allah. semoga kita itsiqoh dijala-Nya.
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai yg mereka kerjakan (QS. Al A’raf 7:96).
 "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al-Furqan 25:43-44).
Waullahualam bisowab, semoga kita senantiasa dibukakan pintu hati menerima kebenaran.

catatan :
Inspirasi dari perenungan Al Quran dan pelbagai sumber yang membahas ayat yang berkaitan dengan tema.

1 komentar :

  1. summum bukmum 'umyum fahum la yarji'un

    karosetan tdk bisa memahami maksud siapakah yg mendapat petunjuk dan siapakah yg mendapat kesesatan

    BalasHapus