Sabtu, 16 November 2013



Kata-kataku terbata-bata
seperti tumpukan bata tak tertata
niscaya kau tak percaya
ahli tata kata gagap bercerita

Kasur bantal mungkin lebih baik untukku
murung merenung, susun ungkapan kegalauan
tetap saja ilmu manajemen kesakitanku, tabu di depanmu
semua teori tentangmu membisu, pesonamu menaklukkan

Ketika semua buta dengan gejolak hatinya, maka akan mati rasa
mencarimu bukan sebagai pengganti guling-kasur
bukan pengganti mesin cuci atau blender
namun kau penggenap separuh jiwa yang hilang di rumah raga

aku mungkin berlebihan menjadikanmu perioritas terahir
aku gelandangan cakrawala langit yang kehilangan jati diri
aku hanya mampu mengerutu, tengkulak cahaya selalu mengintaimu
aku yang mudah menyerah malu berujar, denganmu yang pantang menyerah
Janganlah kepadaku berguru keragu-raguan
Jagalah hatimu bila kau meragukanku
janganlah menjauhiku dengan ketaqwaan sebagai alasan
sementara kemaksiatan kau dekati demi kezaliman
Mataku terbuka begitu banyak pilihan jalan di dunia ini
pesanku apapun pilihanmu jangan memilih keraguan
Hanya Seberkas cahaya cakrawala langit modalku menjadi penuntun jalan
bila tak sudi tangan kananku menyentuh pundakmu, terimalah ini sebagai penunjuk jalan

Mataku akan terus menyala hingga menemukan jati diriku di liang lahat
Mulutku akan berkisah kepadamu tentang mitos cakrawala langit
Ini tawaranku untukmu rembulan diufuk barat
pilihan ada padamu, hidupmu kau yang menjalani