NARSIS MENJANGKIT!
Membanggakan diri secara berlebihan membuat seseorang
terjerumus dalam kesombongan. Terlebih sikap merendahkan orang lain yang
membuat orang lain terpacu atau justru jengkel. Kebanyakan dari kita dengan orang
sombong bukan justeru merasa tertantang, tetapi jengkel. Apa lagi yang
disombongkan sesuatu yang kurang penting, semisal aksesoris, potongan rambut,
atau yang lain.
Sikap sikap kesombongan pada diri kaula
muda dulu sering tampak dengan sikap over percaya diri
atau dikenal dengan ke-pd-an(pd artinya percaya diri). Berani tampil dimuka umum merupakan sikap yang patut
dipuji karena benarani menyuguhkan kemapuan, bakat dan karya. Sehingga
anak-anak minder dapat terpacu untuk bangkit dari sikap rendah diri mereka. Namun
kadang mereka yang terlalu bersemangat ini menjadi tinggi hati dan
selalu menampakan sosok sok bisa. Kadang kala banyak yang salut tapi tak
sedikit yang sinis. Saking gila pujian membuat dia gede rasa sampai tidak ada
yang memuji merasa dipuji atau kita kenal dengan istilah ke-gr-an(gr artinya gede rasa).
Karena suka dipuji sering kali ria setiap melakukan
kebaikan. Ada yang menyebut overekting karena ekspresi yang terkesan
dibuat-buat. Sikap-sikap semacam ini juga menjangkit anak muda tidak
hanya karya tapi juga penampilan. Sikap pamer menunjukan barang baru kadang
membuat orang dengki. Karena terpacu dengan gelar-gelar manusia membuat diri egois
dan tidak peduli orang lain disekitarnya. Sehingga engan membantu tapi senang
dibantu.
Adapun pada era kini anak muda suka sekali bernarsis-narsis ria. Dari memamerkan gaya, sok aksi dan sok berani.
Tanpa disadari narsis lebih parah dari sikap membanggakan diri, semua uraian di atas
terangkum dalam sikap narsis. Banyak yang tidak mengetahui kalau narsis dapat
menjadi jalan hidup, jalan yang sesat tentunya. Untuk itu agar Anda
tidak terlalu melangkah jauh perlu disimak uraian berikut.
A. Narsis Menurut Istilah
Dalam kamus
bahasa Indonesia ada kata nomina narsisme yang memiliki arti:
1 hal (keadaan) mencintai diri sendiri secara berlebihan;
2 hal (keadaan) mempunyai kecenderungan (ke inginan) seksual dengan diri
sendiri
Sedang untuk
istilah yang sering kita pakai sebagai orang yang mencintai diri secara
berlebihan(narsis) belum masuk ke dalam kamus besar bahasa Indonesia. Sementara
narsis sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki makna lain, yakni: 1 tumbuhan berbunga putih, krem, atau
kuning, terdapat di daerah subtropis; Amarylidaceae; 2 bunga narsis. Sedang dalam tulisan ini yang dimaksud narsis adalah
orang yang terlalu berlebihan mencintai dan membanggakan diri sendiri.
B. Keadaan Mereka
Dahulu narsisme identik dengan orang yang
secara berlebihan melakukan perawatan diri seperti kaum pria metropolis. Tetapi
saat ini orang yang tak becus dalam perawatan pun sudah bisa dikelompokan
narsis. Mereka yang disebut narsis suka menampilkan diri di depan umun lebih dari sekadar percaya diri, tapi kenarsisan
itu di dunia maya, dan bukan karya yang di pamerkan tapi cuman tampang. Bisa lewat
foto selfy, gruvy, atau yang lain. Selain itu diiringi dengan komentar untuk
pribadi yang meninggikan diri.
Orang ke-gr-an
paling sensitif dengan pujian yang sebenarnya bukan pujian. Tapi narsis diledek
malak semakin membanggakan diri. Orang pamer selalu menapilkan
sesuatu yang dianggap baik oleh orang lain. Tapi orang narsis pamer dengan yang
dianggap baik diri sendiri tak disadari tampang pas pasan dan penampilan
merusak mata. Orang yang ria suka menampakan kebaikan kebaikan kepada orang
lain. Tapi orang narsis keburukan pun di publikasikan kepada orang
lain.
Jika orang egois mementingkan diri
sendiri tapi rada risih dengan sebutan egois. Sedangkan narsis menilai diri sendi bagus, tidak peduli kira-kira pada
suka atau tidak, dan bangga dengan gelar narsis.
Pujian ditanggapi dengan kebanggaan, cemooh dinilai sebagai tanda tak mampu.Tingkah
lakunya semakin lebay(berlebihan) dan yang terparah menjadi alay(orang yang
berlebihan). Semakin ancur semakin gila.
B. Bagaimana Sikap Kita?
Itulah
teman, narsis merupakan penyakit koplikasi hati. Narsis dapat menjadi ideologi, paham narsisme.
Di mana mereka adalah orang orang yang memuja diri sendiri
merawat diri sendiri bahkan enggan menikah dan ingin menikah dengan diri
sendiri. Kalau dulu menyebar dikalang ekspatriat pria metroseksual, dan wanita
karir yang sensual. Tapi sekarang narsis menjangkit anak muda. Anak kota
dengan bangga penampilan pinggir kota pun bangga. Gaya lebih penting dari
karya. Yang dahulu bangga dengan amalan baik sekarang banyak yang bangga dengan
amalan buruk.
Dari sekarang mari jauhi sikap narsis, dan tidak bangga dengan sebutan narsis.
Sehingga hati kita jauh dari penyakit hati yang ganas ini. Ada yang bilang narsis tak mengapa
jika tak berlebihan, sedangkan narsis sendiri sikap yang berlebihan. Kalau
dikatakan narsis berarti sudah berlebihan, kita menganggap biasa karena sudah
terlalu sering melakukan hal yang berlebihan. Banyak kita dapati orang yang
memiliki kelebihan membanggakan diri, misal kekayaan, keelokan paras, dan
jabatan sering kita sebut sombong. Tetapi jika tidak kita cegah akan lebih
banyak lagi orang yang berparas pas-pasan, orang miskin—dengan moto biar miskin
yang penting bisa sombong—juga orang yang gak memiliki jabatan. Sedangkan orang
yang memiliki kesombongan sebesar atom tidak dimasukkan surga karena
kesombongan itu hak Allah lantas bagaimana saat ini dengan orang yang hidupnya
membanggakan diri dengan kekurangannya? Semoga bermanfaat. Salam ka(r)ya!
Pernah terbit
di facebook melalui seluler 29 Desember 2011
pukul 20:27
Dimutahirkan
pada 31 Desember 2014