Jumat, 29 November 2013


Karya: Barep Pangestu (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro)

Berkerumul dalam barisan
pasukan jilbab merah marun
Meninggalkan dunia, sunyi suara perubahan
bersatu dalam pergerakan, pemberontakan kedustaan,

Langkahmu menunduk mendekap ketaqwaan
Anggun moralmu
berjalan maju, menerobos jawara buku
Unggul gerakanmu.

Engkau berbicara Filantropi umat, ketidak adilan miskin-kaya,
Rejuvenasi gerakan muda, mengurai usia tua
Melati dipundakmu, engkau Srikandi-Sakti
dalam mitologi milenium.

Banyak pecundang klaim sebagai Pejuang
membawa seikat bunga mawar untukmu.
Namun kau mematah mawar itu,
beli yang baru, kasih ke orang tua dirumah !!!

sore disapa mega mendung,
matahari meninggalkan siang.
Jilbabmu tetap memancarkan merah,
Darah terus membakar keputusasaan


Darahmu telah menjadi tinta merah
sejarah menulis kemuliaanmu
keringatmu telah menjadi parfum loyalitas
engaku melayani umat tanpa tenaga batas

Jilbab merah marun
Cerminan Intelektual religius
dibawah cakrawala langit engkau melejit
Kolektif-kolegial engkau bergandengan dijalanan .

kadang engakau  berbicara Jihad
laksana  brigadir militan medan perang
walau aneh terkadang
mujahidah kok takut menjadi suhada.

Pesanku, teruslah berjuang
Kapanpun dan dimanapun
Apapun kau akan terbentuk,
Jika bukan kamu, anakmu lah Mujahid.

Dibuat  di Kantor KORKOM IMM UM Metro,
16:13 29/11/2013




kala gelora asmara mengebu
gurat-gurat hati, tersayat bahagia
hingga resah, berujung kekecewaan.
yang terjadi bukanlah cinta, sensasi semu hawa nafsu
kita hilang kesadaran, diruang lamunan
berzina dengan fikiran.

Kini perasaanku datar,
Ku harap tetap istiqomah
dalam doa mendamba muslimah sholehah,
tujuan hidupnya mengagumkan manusia sejagat
bukan sekedar tunduk kepada aturan adat maksiat
namun tunduk kepada Hukum Allah, Penguasa Akhirat.

Kemana biduk kehidupan berlayar,
ketika kabut menghinggapi jalan
menuju pelabuhan keridoan-Nya?
Tekatku !
kala tujuan hidup mengarah kehancuran
maka, kulepaskan.
Walau resah tak jarang menantang.

Kini ku mencari kemantapan tak tertera
kala melangkah diatas jalan Allah
Dalam harap, mejauh dari jalan perompak sesat,
yang penuh keserakahan.

Melodi asmara kini menggiringi biduk kehidupan
kearah penggapaian kemenangan.
Kuharap Allah memantapkan bidukku
mengarungi samudra kemenangan
dan berharap mampu membelah ombak penerpa
ombak pembujuk sensasi kebahagian semu...


Perbaikan dari setatus facebook pada
29 September 2011 pukul 6:44
dan 7 November 2011 pukul 6:21 melalui seluler.

di perbaiki dan diterbitkan kembali pada 6:16 29-11-2013