Catatan
pengaliihan pikiran buruk memiliki tujuan agar kita terus berpikir positif.
Berpikir positif dalam hidup sebenarnya tak cukup jika tidak diiringi dengan
gaya hidup positif. Sekali lagi,
setiap tindakan yang kita lakukan bertujuan untuk menuju pada kahir yang
bahagia. Berpikir positif bukan bertujuan kita menjadi kebal dengan sakit hati, namun agar kita
tidak larut dalam kesedihan.
Nah,
kasus yang pernah penulis temui mencoba “mengobati” seseorang yang sedang patah
hati dan sulit melupakan mantan kekasihnya. Beberapa waktu kemudian orang
tersebut bisa move on dari mantan pacarnya. Tetapi ada hal yang di luar dugaan penulis, yang terjadi
selanjutnya orang
tersebut justeru menjadi player. Hal
ini bukan lantaran dendam karena pernah disakiti kemudian melimpahkan kepada
orang lain namun kesalahan pemahan.
Kesalahan
pemahan ini penulis tengarai, bisa jadi keslahan pemaknaan bahwa: cara
melupakan sang mantan adalah dengan mengalihkan perhatian terhadap pacar yang
baru. Ketika mendapati bahwa pacar yang baru membosankan dan menyebalkan
tinggal diputus dan dialihkan pikiran terhadap “gebetan” yang baru.
Maka
tak ubahnya seseorang tersebut seperti kupu-kupu yang hinggap ke bunga lain
setelah nektarnya habis. Lalu saat
mendapati banyak orang yang tertarik padanya, ia bimbang dan memutuskan memilih
semuanya. Kemudian menjadi kesenangan baru, semula katanya pacaran untuk
sampingan pelepas keletihan hati menjadi kesenangan dalam seni mempermainkan
hati orang lain. Hal ini bisa saja terjadi sebab orang bijak sekalipun membaca
tulisan buruk akan menyikapi dengan bijak, tetapi orang yang memiliki perangai
buruk akan memahai suatu
wawasan baik dengan pemahaman yang
buruk.
Sehingga
penulis mengingatkan pembaca agar tak terjerumus pada hal yang demikian maka
penulis sampaikan bahwa: player(playboy
atau playgirl)
merupakan sikap terburuk dari perbuatan yang buruk. Pacaran itu hal yang tidak
baik, lebih buruk lagi menjadi player.
Ketika kita tak ingin disakiti maka jangan menyakiti. Ketika seseorang menyakiti orang lain hanya
karena sudah kurang menarik lagi maka selanjutnya ia akan sulit mendapatkan
seorang yang lebih baik. Kesetian sangat tinggi nilainya, ketika seseorang tak
lagi setia maka ia adalah orang yang tak berharga.
Orang
yang menjadi player kalau bukan
menghinakan orang lain, ia orang yang hina karena apapun alasannya melakukan
perbuatan hina. Jika ia seorang playboy
maka telah banyak kotoran yang telah ia usapkan ke banyak wanita. Jika seorang paygirl
ia telah menjadikan dirinya sebagai komoditas kesenangan yang nilainya terus
tergusur oleh perbuatan buruknya namun terus merasa bangga.
Banyak
alasan mengatakan mengapa remaja jadi player
atau suka selingkuh. Di antaranya sebab ia merasa menawan(ganteng/cantik),
indikatornya banyak orang yang ingin jadi pacarnya. Ia tak menyadari telah
terjebak dalam fitnah
menawanya paras, paras yang Allah anugerahkan justeru membuat dirinya akan
terjerumus karena kesombongan(merasa paling menawan) dan keserakahan(banyak
pacar). Padahal tak ada yang abadi di dunia ini, termasuk paras wajah yang
kelak akan tergerus usia dan menjadi makanan belatung.
Ada juga yang beralasan sedang mencari pasangan yang
terbaik. Bahasa lainnya ia banyak menyukai orang lain menominasikannya,
memilah-milah dengan mendekati dan meberi penilaian. Ada yang hanya mencari
tahu. Ada yang menjadikan teman dekat(TTM atau menjalin HTS). Parahnya berusaha
memacari semuanya, sampai dinyanyikan “masalah buat lo, pacarku banyak buat
cari-cari jodoh”.
Orang lain tentu tidak bermasalah, tetapi orang-orang
yang disakiti dan digadaikan cintanya memiliki masalah. Tambah parah lagi yang
bermasalah orang yang membagi-bagi hati. Hati cumin satu tetapi diserpih untuk
bermacam hati. Jika ia sudah memutuskan seseorang sebagai jodohnya, apakah
mengunakan cara menyakiti hati orang yang dianggap bukan jodoh? Atau seketika
memutuskan dan bagaimana nasip yang lain apakah diabaikan begitu saja jika juga
terlanjur memiliki hati? Bagaimana jika pasangan kita mengetahui bahwa
mendapatkan hatinya dengan membagi-bagi cinta kepada yang lain? Kalau pun
sesuai harapan, seseorang tak akan mampu melampaui kehendak Tuhan. Ikhtiar yang
baik adalah ikhtiar yang berdapa pada jalan kebenaran.
Alasan
lainnya, bahwa: “mumpung masih muda, dipuas-puaskan pacaran. Nanti kalau sudah
menikah gak bisa lagi punya pacar banyak”. Selayaknya muda berkarya dewasa
menuai hasil. Jika saat muda sudah banyak merusak diri pacaran tanpa batas maka
nantinya tinggal menuai dampak buruknya. Bisa dialami dirinya atau justeru
anaknya. Nauzubillah.
Misalkan
pacarannya masilh dalam batasan tertentu. Logikanya begini, ketika masih remaja
saja masih suka selingkuh maka bagaimana saat tuanya? Kebanyakan jawabnya “ya
enggaklah, kalau sudah menikah harus setia sampai mati!” seseorang bisa mudah
mengatakan hal tersebut padahal dia tidak tahu akan seperti apa perubahan hatinya
kelak.
Banyak
yang sudah tunangan masih melirik cewek lain, bahkan sampai berpacaran lagi padahal katanya sudah bertunangan.
Alasannya “mumpung belum menikah, dipuaskan dulu main-mainnya. Nanti kalau
sudah menikah baru paten.”
Kenyataannya
banyak yang pertunagan gagal. Pernikahan pun saat ini banyak terjadi
perselingkuhan, entah alasan jenuh, menerima tantangan, atau khilaf terjebak
godaan.
Jelasnya
bisa jadi tidak bisa lepas kebiasaannya berselingkuh seperti saat masih
pacaran. Sebab setan bertujuan manusia agar terus mendekati jalan neraka, dan
seseorang yang sudah terbiasa memandang perbuatan buruk sebagai keindahan akan
mudah sekali setan menggoda. Jika tidak berhasil, minimal kesucian hati sudah
berkurang. Intinya menjadi player adalah kepuasan yang didapat
dengan menyelewengkan kesetiaan. Nauzubillah. Semoga
kita menjadi orang yang terus memperbaiki diri, pandai menjaga hati dan di
hindarkan dari penderitaan tak berujung. Amin.
Baca juga: