Kamis, 11 Juni 2015



MARI MULAI BERHIJAB



Telah kita pahami bahwa berhijab adalah kewajiban (lihat Quran Surat Al Ahzab 33:59). Menutup aurat yang disepakati adalah menutup seluruh tubuh(termasuk telapak kaki) kecuali wajah dan dari kedua pergelangan telapak tangan. Semua kalangan muslim telah bersepakat dalam hal ini, namun melaksanakan kewajiban ini kebanyakan kita belum sepenuhnya dijalankan kecuali saat shalat(mengenakan mukena).  Tidak seperti sebelumnya berkerudung untuk acara tertentu saja, kini sudah banyak yang mulai mencoba belajar berhijab mulai dari: pelajar sekolah (umum), mahasiswa,  bahkan di perkantoran mulai banyak yang berhijab.Walau begitu, ternyata masih banyak yang belum istiqomah dalam berhijab. Mengaku muslim, tapi dalam berhijab hanya sekadar pernah mencoba saja. Berfoto ria, kemudian dipasang di facebook. Bahkan setelahnya dalam keseharian tidak berkerudung. Jika kita perhatikan foto yang lain yang dipasang tidak berkerudung, kesannya hanya untuk eksis dan bernarsis ria. Tentu sangat disayangkan jika berkerudung hanya beberapa saat kemudian sudah.


 Kadang kalau yang mengajak sesama perempuan menimbulkan pertengkaran kalau tidak menggunakan cara penyampaian yang tepat. Sedang penulis cowok kadang dikatakan :”kamu gak merasakan, coba kamu sana saja yang memakai!” Maka penulis hanya mencoba berbagi wawasan. Kalau masalah bagaimana bisa nyaman memakai kerudung, maka bisa bertanya dengan yang sudah berkerudung. Sedang kalau takut dipandang buruk atau gak nyaman nah di sini penulis membagi pandangan bahwa sebenarnya masih banyak pria yang lebih nyaman melihat cewek berkerudung. “Kalau saya memandang cewek seksi kurang tertarik, lain dengan yang berhijab Bro!” begitu kata seorang teman. Walau sebenarnya tetap harus menjaga pandangan kepada siapapun, tetapi memang sebagian pria memandang bahwa cewek berhijab kesannya lebih mahal. Kalau namanya mahal biasanya perlu perjuangan keras, dan gak sembarangan orang bisa memiliki. Bukankah kualitas menentukan nilai?

Masih banyak kawan-kawan di sekitar kita (di facebook, di jalanan) yang mengaku muslim tidak berhijab. Padahal itu kewajiban, ingat bukan sunah tetapi kewajiban. Lalu jika ada yang mengatakan bahwa berhijab tidak cocok dengan iklim Indonesia yang teropis, justeru di Arab beriklim gurun berhijab. Lagian kalau beriklin dingin apa mau telanjang? Logika seperti ini adalah logika orang barat yang lagi plesir di pantai, kenyataannya budaya timur dari dulu terkenal lebih tertutup padahal jelas lebih panas dari iklim di barat. 

Kenyataannya masih banyak yang berat menjalankan kewajiban ini. Ketika sudah mengetahui berbagai kebenaran di atas mereka berupaya mencari-cari alasan untuk pembenaran bahwa dirinya tidak berhijab. Beberapa sanggahan di bawah ini semoga memperbaiki paradigma kita, sehingga mau memulai untuk berhijab. Tentu mulai dari hal yang sederhana.

1.      Mau menjilbabi hati dulu sebelum menjilbabi tubuh

Alasan ini termasuk alasan yang paling klasik, bahkan beberapa publik figur pernah mengunkan kata-kata ini. Untungnya saat ini banyak juga artis tergugah untuk berhijab. Bahkan: Devi Permata Sari, Lira Virna, Ineke Kusherawati, Dewi Sandra, Alisia Sumbandono, Ines Tagor dan beberapa artis lainnya sekarang berhijab. Lebih menariknya lagi sebagian mereka dahulu model majalah dewasa. Kita doakan semoga mereka terus beristikomah dan meningkat ketakwaannya serta kita mampu mengambil pelajaran.


Maka akan terlihat sedikit rancu ketika beranggapan bahwa membenahi hati lebih utama, sementara yang sudah berhijab belum tentu berhati baik. Sementara keritaria tingkatan hati yang baik kita tak mampu menakar, bahkan hati itu kadang meluap-luap melakukan kebaikan atau bahkan meluap-luap terdorong melakukan keburukan. Semangat membenahi hati juga kadang naik kadang turung, bahkan kadang seseorang lengah. Hati muda berbolak-balik dan bahayanya jika seseorang cenderung pada keburukan. Sementara berhijab jelas, walau iman fluktuatif tapi kalau konsisten berhijab akan ada saja kebaikan yang didapat.
                                                                                                
Kemudian bagaimana kalau berhijab tapi masih melakukan keburukan? Malu adalah sebagian dari iman, hijab menjadi peredam melakukan keburukan sebab masyarakat biasanya akan menuntut lebih kepada yang berhijab. Selagi itu baik maka sepatutnya kita anggap sebagai nasehat dan lakukan sebisanya. Barangkali Allah hendak membimbing kita melalui keritikan masyarakat. Jika melihat hijab, juga akan membuat kita malu kepada diri sendiri kemudian malu kepada Allah yang Maha Melihat. Ketika tidak ada rasa malu manusia akan melakukan perbuatan yang melampaui batas.


2.      Belum mau berjilbab, sebab ilmu agamanya masih sedikit


Jika sudah memilih Islam sebagai agama, maka tunduk dan berserah diri kepada perintah-Nya adalah keharusan,  sebab memelihara keyakinan adalah yang terpenting. Kemudian berjuang melaksanakan perintahnya adalah kewajiban, tidak menunggu hati merasa ringan, berat atau senang hati harus tetap berusaha dijalankan. Selagi tak ada penghalang, laksanakan jangan menunggu rintangan. Rumus keimanan tidak harus membutuhkan itelegensi yang tinggi tetapi seberapa berani menjalankan perintah Allah Swt.

Namanya kewajiban yang sudah melekat, tak ada tawaran lain selain melaksanakan. Orang lain memang tak dapat memaksa, tetapi jika suatu keyakinan telah dipilih maka perintah dari pedoman yang diyakini(Al Quran) harus bersikaras dilaksanakan. Ada yang bilang jika melakukan sesuatu yang terpaksa tidak baik dan tidak maksimal melakukan, hal tersebut bisa menjadi benar jika yang dilaksanakan perintah manusia. Hujah apa yang akan kita utarakan kepada Allah di hari penghakiman jika kita berasalan merasa keberatan dengan kewajiban yang sebenarnya mampu kita lakukan? Allah tidak pernah menunggu kesiapan kita melakukan kewajiban, tetapi diri kita terus dihadapkan dengan perhitungan-perhitungan di akhirat kelak. Bukan nanti penghitungan itu, tetapi sudah terjadi sejak saat ini. Selagi hayat dikandung badan, melaksanakan dan mempertahankan perintah-Nya akan selalu ada.


Maka jelas perintah berhijab ini bukan untuk mereka yang berwawasan luas, berintelegensi tinggi, rajin baca Al Quran, berzikir setiap pagi dan petang, dan sebagainya melainkan untuk mereka yang memiliki keyakinan. Lihat Quran Surat An Nuur 24: 31, perintah berhijab untuk wanita beriman bukan wanita yang pandai agama. Maka di akhirat nanti yang mendapat pertanggung jawaban bukan uztad atau ustazah saja tetapi semua wanita yang menjadikan Islam sebagai agamanya. “Saya tidak tahu ya Allah!” apa mau menjawab seperti itu? Sementara sudah banyak ceramah di mana-mana mulai dari: ceramah keliling, televisi, radio, internet dan sebagainya. Pertanyaanya mau berusaha belajar dan mengamalkan atau tidak, sementara kewajiban belajar terus melekat. Memahami perintah berhijab tidak harus dengan pengetahuan yang tinggi tetapi dengan iman dan tekat yang kuat. Jika merasa beriman maka mesti dibuktikan dengan tindakan nyata.


3.      Bejilbab kesannya konu, kurang gaul


Misalkan ini pernyataan orang yang masih awam, maka perlu kita pahami bahwa berhijab merupakan bentuk peradaban tinggi. Semula nenek moyang kita di nusantara awalnya acuh terhadap busana, hanya menutupi bagian tertentu tapi kemudian seiring peradaban busana semakin tertutup. Dahulu wanita bali dadanya terbuka, kemudian seiring waktu mereka memakai kemben. Beberapa dasawarsa dahulu masih ada beberapa orang di pedalaman perempuan dan pria tidak berbusana. Kemudian saat ini wanitanya memakai kemben (jerami) dan prianya memakai penutup di bawah pusar. Bahkan mulai banyak yang berpakaian.

Di jaman pra Islam juga masyarakat Arab banyak yang mengumbar aurat, salah satunya tarian perut. Maka jika ada yang mengatakan bahwa berhijab adalah budaya arab, jelas salah. Kita lihat ketika jaman jahiliyah orang arab justeru banyak yang tidak berhijab. Nah, lho! Kemudian seiring kemajuan Islam wanita menghilangkan kebudayaan jahiliyah.Maka jelas berhijab adalah melakukan perintah agama.

Barat awalnya dari berbagai aspek tertinggal dari dunia timur(India, Cina, Arab, dan Indonesia), kemudian mereka maju dari segi tekhnologi tetapi tidak dari segi berbusana, spiritual dan etika. Di era modern ini orang barat masih terus belajar dari orang timur tentang tata susila, mental, etika, dan spiritual yang jelas banyak ditinggalkan orang timur. Sementara orang timur silau teknologi barat, dan dianggap sebagai negara yang berperadapan lebih tinggi. Kemudian banyak keburukan barat diambil dan meninggalkan jati diri ketimuran.


4.      Lebih Nyaman berpenampilan bebas, (kesannya lebih seksi)


Bahaya wanita seperti ini: mereka dilecehkan tetapi tidak merasa dilecehkan bahkan bangga. Inilah realita saat ini, wanita digunakan untuk pemasaran barang, agar barang cepat laku kerang biasanya disertai dengan model cantik dan seksi. Hal-hal buruk seperti ini terus diusahakan untuk dilazimkan, uang cepat didapat sambil merusak moral.

Pernah ada yang bilang bahwa bersiul kepada wanita itu sebenarnya pelecehan seksual. Seoalah kemolekan wanita tersebut untuk umum. Kenyataannya di masyarakat kita banyak yang melazimkan ini. Bahayanya lagi, wanita malah bangga dengan hal tersebut. Jika paha ayam memilili harga yang kadang maha, kok paha Anda diberikan geratis begitu saja? Selain juga sebagian orang memang gak nyaman melihatnya.

Ada yang sebagian tidak suka memakai celana pendek dan rokmini, atau pakaian ketat lainnya. Kebanyakan alasannya gak nyaman, sebenarnya hal paling mendasar bukan masalah nyaman tidaknya dipakai dan dilihat(toh ada juga yang melazimkan) melainkan berkaitan dengan betapa pentingya menjaga mulianya wanita. Mengapa ada sebagian pria yang merasa marasa jika orang terkasihnya menjadi pusat perhatian? Mengapa ada sebagian wanita yang merasa risih jika dilihat dengan tatapan menggoda? Sebab asosiasi yang timbul kebanyakan hal yang tidak baik. Wanita kebanyakan tidak mau dirinya dipikirkan aneh-aneh. Ini pelecehan dari alam pikir, yang menimbulkan obsesi dan pelecehan yang lain.

Cowok mengatakan bahwa wajar mereka berpikiran jorok(bahkan melakukan pelecehan) sebab ada pemicunya. Ibarat kucing diberi ikan asin, kucing mana yang tak mengendus. Kemudian wanita mengatakan, dasar prianya yang berpikiran jorok dan tidak menghargai wanita. Kalau menurut Dadi K, bahwa kesalahan bukan dari satu pihak tapi dua pihak. Maka keduanya harus menjaga. Kalau wanita sudah berjilab dengan baik, tetapi digoda berarti memang lelakinya yang otaknya kurang beres. Begitu juga, saat lelaki berusaha menjaga, masih juga digoda berarti memang wanitanya kecentilan. Orang yang berusaha menjadi baik akan melihat begitu banyak ujian, sebab menjaga kemuliaan lebih sulit dari mendapatkan kemuliaan.

5.      Kata cowok saya, lebih cantik kalau buka jilbab

Tren cewek berkerudung saat ini cukup meluas. Bukan hanya disekolah berbasis agama, sekolah umum juga banyak yang mulai berjilbab. Entah hanya coba-coba atau memang mau belajar. Kadang dikesempatan lain mereka melepas kerudung mereka, biasanya alasannya karena kegerahan. Keluputan ini kadang justeru mendapat apresiasi tinggi dari cowok kurang ajar. “Wah ternyata si anu lebih cantik saat lepas jilbab” seolah mengesankan auranya keluar, padahal saat jilbabnya dibuka syahwat pria-pria tersebut secara sepontan terbuka.

Hal yang menarik yang pernah saya baca, tentang motivasi pria bermata keranjang ingin mengetahui bagian itim wanita disebabkan bagian intim tersebut tertutup. Jika wanita selalu mengenakan penutup kepala, pria ingin tahu dibalik penutup kepala. Bahasa lainya, pria yang pertama kenal dengan seorang wanita berkerudung ia memiliki rasa penasaran untuk melihat hal dibalik kerudung. Jangan menuruti rasa penasaran pria, jika dituruti hanya seperti meminum air garam saat dahaga. Wanita bukan pemuas rasa penasaran(syahwat) pria tetapi mahluk yang harus dihargai, dijaga, dan dimuliakan.

Kemudian ada yang bilang “apakah rambut memunculkan syahwat sampai harus terus ditutupi” secara logika mungkin tidak. Mohon maaf, sebab pria ini beranggapan yang menggairahkan itu terletak pada bagian dada kencang dan bokong yang bahenol. Coba renungkan, mengapa seseorang banyak yang terobsesi dengan cewek elok parasnya? Jawabannya sulit, yang jelas ada gairah. “Mentolo pengen ngambung” beberapa pria ada yang berpendapat seperti itu. Begitu juga dengan rambut, lihat iklan shampoo kebanyakan rambut indah membuat pria kaguum dan ingin membelai.

Wajah elok membuat seseorang penasaran ingin menyentuh. Hal ini naluri seseorang yang dimiliki sejak kecil, yang ingin menyentuh semua barang kemudian buat mainan atau memasukan kedalam mulut. Masih banyak cowok yang memiliki sifat seperti ini, maka jangan turuti rasa penasaran. Pertama bisa bersalaman dan ada rasa ingin selalu menggandeng tangan. Lalu menyentuh wajah seperti yang dilakukan Diego sama Sisi. Itu d isinetron yang ada sutradaranya jadi hanya sebatas itu, di dunia nyata tentu akan mucul rasa penasaran terus dan terus.

Mereka sering menggunakan alasan “katanya sayang, kok dicium gak mau” sebenarnya kalau memang sayang tentu harus memuliakan wanita. Ini untuk wanita yang merasa memiliki keimanan(terutama yang berjilbab) hubungan kalian cinta karena Allah apa cinta nafsu? Jangan terjebak dengan rayuan dan rasa penasaran kalian juga. Jika seorang pria mencintai wanita ia akan menjaga kesucian dan kemuliaan wanita.




6.      Orang tua saya gak melarang kok, yang penting jaga diri


Jika Anda sanga orang tua Anda, tentu harus menjaga mereka. Semua printah orang tua harus dituruti kecuali jika mengajarkan pada keburukan. Ingat, timbangan baik-buruk adalah pernintah Allah bukan perkataan manusia. Sestiap eorang memang ingin diterima di masyarakat, tetapi tidak semua perkataan orang dapat diikuti. Apalagi kalau orang tua Anda gak melarang berjilbab maka itu bukan masalah. Kepercayaan orang tua terhadap anaknya kadang naif, ingat ukuran pembolehan yang pertama bukan orang tua tetapi perintah Allah dan rasul. Keridhoan orang tua penting dalam kebaikan, tetapi keridhoan orang tua terhadap hal yang buruk(membiarkan anaknya gak berhijab) tentu membayakan orang tua.

Maka jaga diri orang tua dengan menjaga diri sendiri dari api neraka. Dari pada nanti di akhirat Anda berjuang mati-matian tak ada hasil, mending berjuang mati-matian sekarang yang mana Allah melihat proses bukan hasil. Peringan beban orang tua dengan menjadi anak yang shaleh atau shalehah.

7.      Saya Cewek Kotor, tak Pantas Mengenakan Hijab

Orang yang paling baik itu bukan orang yang tidak pernah sama sekali melakukan kesalahan melainkan seseorang yang mau bertaubat. Sekalipun tobat nasuha tak mudah, memulai melakukan dan membiasakan hal yang baik dan meninggalkan kebiasaan buruk merupakan langkah terbaik. Kadang seseorang berpikir: bahwa melakukan suatu perbuatan harus langsung benar, kalau sekali salah maka sulit memperbaiki. Tuntutan belajar dengan dunia kerja berbeda, jika belajar boleh salah, dalam berkerja tidak boleh salah karena bisa fatal.

Dunia ini merupakan pembelajran kita untuk mencari bekal akhira, guru yang paling baik adalah pengalaman. Kita belajar kehidupan tidak bisa dengan terus menghayatinya saja, tetapi disertai dengan uji coba dan penerapan. Dari serangkaian uji coba kadang menemui kesalahan. Bisa karena keluarga kita, lingkungan rumah, lingkungan teman atau yang lain yang menghalangi kita mendapatkan pengetahuan yang benar. Saat pengetahuan itu kita dapatkan, bahwa hal yang sudah kita lakukan salah, bukan berarti selama ini kita melakukan hal yang tidak ada artinya. Tidak ada artinya jika kita tidak mengambil pelajaran dan terus bermasiat.

Tidak usah berkecil hati dengan cemoohan terhadap kawan Anda yang terlanjur terjerumus. Ingat, kemaksiaatan itu diminati karena mampu menghasilkan kenikmatan besar dalam tempo singkat. Karena sifatnya yang sesaat kadang bukan menyadarkan malah membuat seseorang ingin mencoba lagi. Lain dengan Anda yang mau berubah ke jalan yang benar, ketenangan spiritual akan didapatkan. Manisnya ketakwaan memang tidak menghasilkan kebahagiaan besar dan dalam waktu singkat, tetapi akan menghasilkan kebahagiaan yang berkah dan bertahan lebih lama. 

KESIMPULAN

Jika diibaratkan buah, buah yang diberi kemasan dengan yang tidak tentu lebih mahal yang ada di kemasan. Sama-sama apel, rasa dan bentuknya juga sama. Satu dibungkus dan berada di supermarket, yang satu terbuka dan terletak dipinggiran jalan pula. Bersebelahan dengan penjual ikan asin yang berlalat pula. Tentu Anda dapat membedakan mana kualitas yang baik. Semakin tertutup semakin baik.
Kecerdasan seseorang meningkat tidak muncul seketika begitu saja, seperti juga  tubuh jiwa memerlukan nutrisi. Kita akan mendapatkan hasil dari akumulasi yang pernah kita lakukan, bukan seketika tanpa sebab. (Pahami QS. 30:15-16, dan 31: 8-9). Sehingga jika sering meluangkan waktu dengan mendengarkan musik, coba sesekali luangkan waktu mendengarkan ceramah dan murotal. Jika sering meluangkan waktu membaca novel atau bacaan lain, coba sesekali luangkan waktu untuk baca buku agama(fiqih, pembersihan hati dan tuntunan sunah). Apalagi Anda terkenal kutu buku, masak bertumpuk-tumpuk buku mampu ditaklukan cuman satu buku tentang fiqh wanita gak terbaca, bahkan tak pernah membuka. Ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang agama, bukan sedikitnya tapi konsistensinya. Kemudian Anda akan merasakan bahwa kenikmatan spiritual lebih nikmat dari kepuasan intelektual.

Memilih pergaulan dan sering-seringlah berkumpul ditempat yang baik. Air mineral yang berada di hotel, minimarket dan pinggir jalan sama-sama berkemasan harganya berbeda. Mengapa? Hanya berbeda tempat. Anda memang perlu bergaul dengan siapapun, tetapi untuk mencari sahabat karib perlu selektif. Seperti istilah kita sering berkuncung ke penjual minya wangi, kita akan mendapatkan wanginya walau sedikit. Sesekali seseorang mungkin menemukan mutiara di bantar gerbang, tetapi jika ingin menemukan mutiara yang baik-baik tentu di tempat pembuatannya. Anda perlu meluangkan waktu di majelis agar mampu membaharui iman. Kemudian kembali konsultasikan dengan ustad sekitar yang mumpuni(ustad yang berpijak pada dalil bukan asumsi).
            Orang yang memiliki kecerdasan tentu akan memahami bahwa namanya kewajiban harus dilaksanakan. Seseorang yang memiliki keimanan kuat, akan lebih nyaman ketika melaksanakan kewajiban dan risau ketika melakukan dosa. Syariat yang diberikan Allah menuntun kita untuk menjadi lebih baik, hal ini seperti yang kita idamkan ingin selalu menjadi lebih baik. Ketika kita membayangkan bahwa saat melakukan syariat Allah(berhijab) kita justeru takut akan terbebani dan merasa akan menciderai dengan melakukan perbuatan buruk. Ini jelas sebenarnya kita telah melawan diri sendiri yang ingin melakukan perbuatan baik dan terhindar dari perbuatan buruk. Seseorang akan ringan dengan yang dibiasakan, jika terbiasa melakukan perbuatan buruk maka perlu mengubah dengan kebiasan baru yang baik. Ketika sudah terbiasa melakukan perbuatan baik berat rasanya meninggalkan, dan jika sudah terlanjur cinta dengan syariat Allah maka tidak peduli dengan perkataan orang.




Gambar: Dari Pelbagai Sumber.

0 komentar :

Posting Komentar