MARI
MULAI BERHIJAB
Telah kita pahami bahwa berhijab
adalah kewajiban (lihat Quran Surat Al Ahzab 33:59). Menutup aurat yang
disepakati adalah menutup seluruh tubuh(termasuk telapak kaki) kecuali wajah
dan dari kedua pergelangan telapak tangan. Semua kalangan muslim telah
bersepakat dalam hal ini, namun melaksanakan kewajiban ini kebanyakan kita
belum sepenuhnya dijalankan kecuali saat shalat(mengenakan mukena). Tidak seperti sebelumnya berkerudung untuk
acara tertentu saja, kini sudah banyak yang mulai mencoba belajar berhijab
mulai dari: pelajar sekolah (umum), mahasiswa,
bahkan di perkantoran mulai banyak yang berhijab.Walau begitu, ternyata
masih banyak yang belum istiqomah dalam berhijab. Mengaku muslim, tapi dalam
berhijab hanya sekadar pernah mencoba saja. Berfoto ria, kemudian dipasang di
facebook. Bahkan setelahnya dalam keseharian tidak berkerudung. Jika kita
perhatikan foto yang lain yang dipasang tidak berkerudung, kesannya hanya untuk
eksis dan bernarsis ria. Tentu sangat disayangkan jika berkerudung hanya
beberapa saat kemudian sudah.
Kadang kalau yang mengajak sesama perempuan
menimbulkan pertengkaran kalau tidak menggunakan cara penyampaian yang tepat.
Sedang penulis cowok kadang dikatakan :”kamu gak merasakan, coba kamu sana saja
yang memakai!” Maka penulis hanya mencoba berbagi wawasan. Kalau masalah
bagaimana bisa nyaman memakai kerudung, maka bisa bertanya dengan yang sudah
berkerudung. Sedang kalau takut dipandang buruk atau gak nyaman nah di sini
penulis membagi pandangan bahwa sebenarnya masih banyak pria yang lebih nyaman
melihat cewek berkerudung. “Kalau saya memandang cewek seksi kurang tertarik,
lain dengan yang berhijab Bro!” begitu kata seorang teman. Walau sebenarnya
tetap harus menjaga pandangan kepada siapapun, tetapi memang sebagian pria
memandang bahwa cewek berhijab kesannya lebih mahal. Kalau namanya mahal
biasanya perlu perjuangan keras, dan gak sembarangan orang bisa memiliki.
Bukankah kualitas menentukan nilai?
Masih
banyak kawan-kawan di sekitar kita (di facebook, di jalanan) yang mengaku
muslim tidak berhijab. Padahal itu kewajiban, ingat bukan sunah tetapi
kewajiban. Lalu jika ada yang mengatakan bahwa berhijab tidak cocok dengan
iklim Indonesia yang teropis, justeru di Arab beriklim gurun berhijab. Lagian
kalau beriklin dingin apa mau telanjang? Logika seperti ini adalah logika orang
barat yang lagi plesir di pantai, kenyataannya budaya timur dari dulu terkenal
lebih tertutup padahal jelas lebih panas dari iklim di barat.
Kenyataannya
masih banyak yang berat menjalankan kewajiban ini. Ketika sudah mengetahui
berbagai kebenaran di atas mereka berupaya mencari-cari alasan untuk pembenaran
bahwa dirinya tidak berhijab. Beberapa sanggahan di bawah ini semoga
memperbaiki paradigma kita, sehingga mau memulai untuk berhijab. Tentu mulai
dari hal yang sederhana.
1.
Mau
menjilbabi hati dulu sebelum menjilbabi tubuh
Alasan ini termasuk
alasan yang paling klasik, bahkan beberapa publik
figur pernah mengunkan kata-kata ini. Untungnya saat ini banyak juga artis
tergugah untuk berhijab. Bahkan: Devi Permata Sari, Lira Virna, Ineke
Kusherawati, Dewi Sandra, Alisia Sumbandono, Ines Tagor dan beberapa artis
lainnya sekarang berhijab. Lebih menariknya lagi sebagian mereka dahulu model
majalah dewasa. Kita doakan semoga mereka terus beristikomah dan meningkat
ketakwaannya serta kita mampu mengambil pelajaran.
Maka akan terlihat
sedikit rancu ketika beranggapan bahwa membenahi hati lebih utama, sementara
yang sudah berhijab belum tentu berhati baik. Sementara keritaria tingkatan
hati yang baik kita tak mampu menakar, bahkan hati itu kadang meluap-luap
melakukan kebaikan atau bahkan meluap-luap terdorong melakukan keburukan.
Semangat membenahi hati juga kadang naik kadang turung, bahkan kadang seseorang
lengah. Hati muda berbolak-balik dan bahayanya jika seseorang cenderung pada
keburukan. Sementara berhijab jelas, walau iman fluktuatif tapi kalau konsisten
berhijab akan ada saja kebaikan yang didapat.
Kemudian bagaimana
kalau berhijab tapi masih melakukan keburukan? Malu adalah sebagian dari iman,
hijab menjadi peredam melakukan keburukan sebab masyarakat biasanya akan
menuntut lebih kepada yang berhijab. Selagi itu baik maka sepatutnya kita
anggap sebagai nasehat dan lakukan sebisanya. Barangkali Allah hendak
membimbing kita melalui keritikan masyarakat. Jika melihat hijab, juga akan
membuat kita malu kepada diri sendiri kemudian malu kepada Allah yang Maha
Melihat. Ketika tidak ada rasa malu manusia akan melakukan perbuatan yang
melampaui batas.
2.
Belum
mau berjilbab, sebab ilmu agamanya masih sedikit
Jika sudah memilih
Islam sebagai agama, maka tunduk dan berserah diri kepada perintah-Nya adalah
keharusan, sebab memelihara keyakinan adalah
yang terpenting. Kemudian berjuang melaksanakan
perintahnya adalah kewajiban, tidak menunggu hati merasa ringan, berat atau
senang hati harus tetap berusaha dijalankan. Selagi tak ada penghalang,
laksanakan jangan menunggu rintangan. Rumus keimanan tidak harus membutuhkan
itelegensi yang tinggi tetapi seberapa berani menjalankan perintah Allah Swt.
Namanya kewajiban yang
sudah melekat, tak ada tawaran lain selain melaksanakan. Orang lain memang tak
dapat memaksa, tetapi jika suatu keyakinan telah dipilih maka perintah dari
pedoman yang diyakini(Al Quran) harus bersikaras dilaksanakan. Ada yang bilang
jika melakukan sesuatu yang terpaksa tidak baik dan tidak maksimal melakukan,
hal tersebut bisa menjadi benar jika yang dilaksanakan perintah manusia. Hujah
apa yang akan kita utarakan kepada Allah di hari penghakiman jika kita
berasalan merasa keberatan dengan kewajiban yang sebenarnya mampu kita lakukan?
Allah tidak pernah menunggu kesiapan kita melakukan kewajiban, tetapi diri kita
terus dihadapkan dengan perhitungan-perhitungan di akhirat kelak. Bukan nanti
penghitungan itu, tetapi sudah terjadi sejak saat ini. Selagi hayat dikandung
badan, melaksanakan dan mempertahankan perintah-Nya akan selalu ada.
Maka jelas perintah
berhijab ini bukan untuk mereka yang berwawasan luas, berintelegensi tinggi,
rajin baca Al Quran, berzikir setiap pagi dan petang, dan sebagainya melainkan
untuk mereka yang memiliki keyakinan. Lihat Quran Surat An Nuur 24: 31, perintah berhijab untuk wanita beriman bukan wanita
yang pandai agama. Maka di akhirat nanti yang mendapat pertanggung jawaban bukan
uztad atau ustazah saja tetapi semua wanita yang menjadikan Islam sebagai
agamanya. “Saya tidak tahu ya Allah!” apa mau menjawab seperti itu? Sementara
sudah banyak ceramah di mana-mana mulai dari: ceramah keliling, televisi,
radio, internet dan sebagainya. Pertanyaanya mau berusaha belajar dan
mengamalkan atau tidak, sementara kewajiban belajar terus melekat. Memahami
perintah berhijab tidak harus dengan pengetahuan yang tinggi tetapi dengan iman
dan tekat yang kuat. Jika merasa beriman maka mesti dibuktikan dengan tindakan
nyata.
3.
Bejilbab
kesannya konu, kurang gaul
Misalkan ini pernyataan
orang yang masih awam, maka perlu kita pahami bahwa berhijab merupakan bentuk
peradaban tinggi. Semula nenek moyang kita di nusantara awalnya acuh terhadap
busana, hanya menutupi bagian tertentu tapi kemudian seiring peradaban busana
semakin tertutup. Dahulu wanita bali dadanya terbuka, kemudian seiring waktu
mereka memakai kemben. Beberapa dasawarsa dahulu masih ada beberapa orang di
pedalaman perempuan dan pria tidak berbusana. Kemudian saat ini wanitanya
memakai kemben (jerami) dan prianya memakai penutup di bawah pusar. Bahkan
mulai banyak yang berpakaian.
Di jaman pra Islam juga
masyarakat Arab banyak yang mengumbar aurat, salah satunya tarian perut. Maka
jika ada yang mengatakan bahwa berhijab adalah budaya arab, jelas salah. Kita
lihat ketika jaman jahiliyah orang arab justeru banyak yang tidak berhijab.
Nah, lho! Kemudian seiring kemajuan Islam wanita menghilangkan kebudayaan
jahiliyah.Maka jelas berhijab adalah melakukan perintah agama.
Barat awalnya dari
berbagai aspek tertinggal dari dunia timur(India, Cina, Arab, dan Indonesia),
kemudian mereka maju dari segi tekhnologi tetapi tidak dari segi berbusana,
spiritual dan etika. Di era modern ini orang barat masih terus belajar dari
orang timur tentang tata susila, mental, etika, dan spiritual yang jelas banyak
ditinggalkan orang timur. Sementara orang timur silau teknologi barat, dan
dianggap sebagai negara yang berperadapan lebih tinggi. Kemudian banyak
keburukan barat diambil dan meninggalkan jati diri ketimuran.
4.
Lebih
Nyaman berpenampilan bebas, (kesannya lebih seksi)
Bahaya wanita seperti
ini: mereka dilecehkan tetapi tidak merasa dilecehkan bahkan bangga. Inilah
realita saat ini, wanita digunakan untuk pemasaran barang, agar barang cepat
laku kerang biasanya disertai dengan model cantik dan seksi. Hal-hal buruk
seperti ini terus diusahakan untuk dilazimkan, uang cepat didapat sambil
merusak moral.
Pernah ada yang bilang
bahwa bersiul kepada wanita itu sebenarnya pelecehan seksual. Seoalah kemolekan
wanita tersebut untuk umum. Kenyataannya di masyarakat kita banyak yang
melazimkan ini. Bahayanya lagi, wanita malah bangga dengan hal tersebut. Jika
paha ayam memilili harga yang kadang maha, kok paha Anda diberikan geratis
begitu saja? Selain juga sebagian orang memang gak nyaman melihatnya.
Ada yang sebagian tidak
suka memakai celana pendek dan rokmini, atau pakaian ketat lainnya. Kebanyakan
alasannya gak nyaman, sebenarnya hal paling mendasar bukan masalah nyaman
tidaknya dipakai dan dilihat(toh ada juga yang melazimkan) melainkan berkaitan
dengan betapa pentingya menjaga mulianya wanita. Mengapa ada sebagian pria yang
merasa marasa jika orang terkasihnya menjadi pusat perhatian? Mengapa ada sebagian
wanita yang merasa risih jika dilihat dengan tatapan menggoda? Sebab asosiasi
yang timbul kebanyakan hal yang tidak baik. Wanita kebanyakan tidak mau dirinya
dipikirkan aneh-aneh. Ini pelecehan dari alam pikir, yang menimbulkan obsesi
dan pelecehan yang lain.
Cowok mengatakan bahwa
wajar mereka berpikiran jorok(bahkan melakukan pelecehan) sebab ada pemicunya.
Ibarat kucing diberi ikan asin, kucing mana yang tak mengendus. Kemudian wanita
mengatakan, dasar prianya yang berpikiran jorok dan tidak menghargai wanita.
Kalau menurut Dadi K, bahwa kesalahan bukan dari satu pihak tapi dua pihak.
Maka keduanya harus menjaga. Kalau wanita sudah berjilab dengan baik, tetapi
digoda berarti memang lelakinya yang otaknya kurang beres. Begitu juga, saat
lelaki berusaha menjaga, masih juga digoda berarti memang wanitanya kecentilan.
Orang yang berusaha menjadi baik akan melihat begitu banyak ujian, sebab
menjaga kemuliaan lebih sulit dari mendapatkan kemuliaan.
5.
Kata
cowok saya, lebih cantik kalau buka jilbab
Tren cewek berkerudung
saat ini cukup meluas. Bukan hanya disekolah berbasis agama, sekolah umum juga
banyak yang mulai berjilbab. Entah hanya coba-coba atau memang mau belajar.
Kadang dikesempatan lain mereka melepas kerudung mereka, biasanya alasannya
karena kegerahan. Keluputan ini kadang justeru mendapat apresiasi tinggi dari
cowok kurang ajar. “Wah ternyata si anu lebih cantik saat lepas jilbab” seolah
mengesankan auranya keluar, padahal saat jilbabnya dibuka syahwat pria-pria
tersebut secara sepontan terbuka.
Hal yang menarik yang
pernah saya baca, tentang motivasi pria bermata keranjang ingin mengetahui bagian
itim wanita disebabkan bagian intim tersebut tertutup. Jika wanita selalu
mengenakan penutup kepala, pria ingin tahu dibalik penutup kepala. Bahasa
lainya, pria yang pertama kenal dengan seorang wanita berkerudung ia memiliki
rasa penasaran untuk melihat hal dibalik kerudung. Jangan menuruti rasa
penasaran pria, jika dituruti hanya seperti meminum air garam saat dahaga.
Wanita bukan pemuas rasa penasaran(syahwat) pria tetapi mahluk yang harus
dihargai, dijaga, dan dimuliakan.
Kemudian ada yang
bilang “apakah rambut memunculkan syahwat sampai harus terus ditutupi” secara
logika mungkin tidak. Mohon maaf, sebab pria ini beranggapan yang menggairahkan
itu terletak pada bagian dada kencang dan bokong yang bahenol. Coba renungkan,
mengapa seseorang banyak yang terobsesi dengan cewek elok parasnya? Jawabannya
sulit, yang jelas ada gairah. “Mentolo pengen ngambung” beberapa pria ada yang
berpendapat seperti itu. Begitu juga dengan rambut, lihat iklan shampoo
kebanyakan rambut indah membuat pria kaguum dan ingin membelai.
Wajah elok membuat
seseorang penasaran ingin menyentuh. Hal ini naluri seseorang yang dimiliki
sejak kecil, yang ingin menyentuh semua barang kemudian buat mainan atau
memasukan kedalam mulut. Masih banyak cowok yang memiliki sifat seperti ini,
maka jangan turuti rasa penasaran. Pertama bisa bersalaman dan ada rasa ingin
selalu menggandeng tangan. Lalu menyentuh wajah seperti yang dilakukan Diego
sama Sisi. Itu d isinetron yang ada sutradaranya jadi hanya sebatas itu, di
dunia nyata tentu akan mucul rasa penasaran terus dan terus.
Mereka sering
menggunakan alasan “katanya sayang, kok dicium gak mau” sebenarnya kalau memang
sayang tentu harus memuliakan wanita. Ini untuk wanita yang merasa memiliki
keimanan(terutama yang berjilbab) hubungan kalian cinta karena Allah apa cinta
nafsu? Jangan terjebak dengan rayuan dan rasa penasaran kalian juga. Jika
seorang pria mencintai wanita ia akan menjaga kesucian dan kemuliaan wanita.
6.
Orang
tua saya gak melarang kok, yang penting jaga diri
Jika Anda sanga orang
tua Anda, tentu harus menjaga mereka. Semua printah orang tua harus dituruti
kecuali jika mengajarkan pada keburukan. Ingat, timbangan baik-buruk adalah
pernintah Allah bukan perkataan manusia. Sestiap eorang memang ingin diterima
di masyarakat, tetapi tidak semua perkataan orang dapat diikuti. Apalagi kalau
orang tua Anda gak melarang berjilbab maka itu bukan masalah. Kepercayaan orang
tua terhadap anaknya kadang naif, ingat ukuran pembolehan yang pertama bukan
orang tua tetapi perintah Allah dan rasul. Keridhoan orang tua penting dalam
kebaikan, tetapi keridhoan orang tua terhadap hal yang buruk(membiarkan anaknya
gak berhijab) tentu membayakan orang tua.
Maka jaga diri orang
tua dengan menjaga diri sendiri dari api neraka. Dari pada nanti di akhirat
Anda berjuang mati-matian tak ada hasil, mending berjuang mati-matian sekarang
yang mana Allah melihat proses bukan hasil. Peringan beban orang tua dengan
menjadi anak yang shaleh atau shalehah.
7.
Saya
Cewek Kotor, tak Pantas Mengenakan Hijab
Orang yang paling baik
itu bukan orang yang tidak pernah sama sekali melakukan kesalahan melainkan
seseorang yang mau bertaubat. Sekalipun tobat nasuha tak mudah, memulai
melakukan dan membiasakan hal yang baik dan meninggalkan kebiasaan buruk merupakan
langkah terbaik. Kadang seseorang berpikir: bahwa melakukan suatu perbuatan
harus langsung benar, kalau sekali salah maka sulit memperbaiki. Tuntutan
belajar dengan dunia kerja berbeda, jika belajar boleh salah, dalam berkerja
tidak boleh salah karena bisa fatal.
Dunia ini merupakan
pembelajran kita untuk mencari bekal akhira, guru yang paling baik adalah
pengalaman. Kita belajar kehidupan tidak bisa dengan terus menghayatinya saja,
tetapi disertai dengan uji coba dan penerapan. Dari serangkaian uji coba kadang
menemui kesalahan. Bisa karena keluarga kita, lingkungan rumah, lingkungan
teman atau yang lain yang menghalangi kita mendapatkan pengetahuan yang benar.
Saat pengetahuan itu kita dapatkan, bahwa hal yang sudah kita lakukan salah,
bukan berarti selama ini kita melakukan hal yang tidak ada artinya. Tidak ada
artinya jika kita tidak mengambil pelajaran dan terus bermasiat.
Tidak usah berkecil
hati dengan cemoohan terhadap kawan Anda yang terlanjur terjerumus. Ingat,
kemaksiaatan itu diminati karena mampu menghasilkan kenikmatan besar dalam
tempo singkat. Karena sifatnya yang sesaat kadang bukan menyadarkan malah
membuat seseorang ingin mencoba lagi. Lain dengan Anda yang mau berubah ke
jalan yang benar, ketenangan spiritual akan didapatkan. Manisnya ketakwaan
memang tidak menghasilkan kebahagiaan besar dan dalam waktu singkat, tetapi
akan menghasilkan kebahagiaan yang berkah dan bertahan lebih lama.
KESIMPULAN
Jika
diibaratkan buah, buah yang diberi kemasan dengan yang tidak tentu lebih mahal
yang ada di kemasan. Sama-sama apel, rasa dan bentuknya juga sama. Satu
dibungkus dan berada di supermarket, yang satu terbuka dan terletak dipinggiran
jalan pula. Bersebelahan dengan penjual ikan asin yang berlalat pula. Tentu
Anda dapat membedakan mana kualitas yang baik. Semakin tertutup semakin baik.
Kecerdasan
seseorang meningkat tidak muncul seketika begitu saja, seperti juga tubuh jiwa memerlukan nutrisi. Kita akan
mendapatkan hasil dari akumulasi yang pernah kita lakukan, bukan seketika tanpa
sebab. (Pahami QS. 30:15-16, dan 31: 8-9). Sehingga jika sering meluangkan
waktu dengan mendengarkan musik, coba sesekali luangkan waktu mendengarkan
ceramah dan murotal. Jika sering meluangkan waktu membaca novel atau bacaan
lain, coba sesekali luangkan waktu untuk baca buku agama(fiqih, pembersihan
hati dan tuntunan sunah). Apalagi Anda terkenal kutu buku, masak
bertumpuk-tumpuk buku mampu ditaklukan cuman satu buku tentang fiqh wanita gak
terbaca, bahkan tak pernah membuka. Ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
Anda tentang agama, bukan sedikitnya tapi konsistensinya. Kemudian Anda akan
merasakan bahwa kenikmatan spiritual lebih nikmat dari kepuasan intelektual.
Memilih
pergaulan dan sering-seringlah berkumpul ditempat yang baik. Air mineral yang
berada di hotel, minimarket dan pinggir jalan sama-sama berkemasan harganya
berbeda. Mengapa? Hanya berbeda tempat. Anda memang perlu bergaul dengan
siapapun, tetapi untuk mencari sahabat karib perlu selektif. Seperti istilah
kita sering berkuncung ke penjual minya wangi, kita akan mendapatkan wanginya
walau sedikit. Sesekali seseorang mungkin menemukan mutiara di bantar gerbang,
tetapi jika ingin menemukan mutiara yang baik-baik tentu di tempat
pembuatannya. Anda perlu meluangkan waktu di majelis agar mampu membaharui
iman. Kemudian kembali konsultasikan dengan ustad sekitar yang mumpuni(ustad
yang berpijak pada dalil bukan asumsi).
Orang yang memiliki kecerdasan tentu akan memahami bahwa
namanya kewajiban harus dilaksanakan. Seseorang yang memiliki keimanan kuat,
akan lebih nyaman ketika melaksanakan kewajiban dan risau ketika melakukan
dosa. Syariat yang diberikan Allah menuntun kita untuk menjadi lebih baik, hal
ini seperti yang kita idamkan ingin selalu menjadi lebih baik. Ketika kita
membayangkan bahwa saat melakukan syariat Allah(berhijab) kita justeru takut
akan terbebani dan merasa akan menciderai dengan melakukan perbuatan buruk. Ini
jelas sebenarnya kita telah melawan diri sendiri yang ingin melakukan perbuatan
baik dan terhindar dari perbuatan buruk. Seseorang akan ringan dengan yang
dibiasakan, jika terbiasa melakukan perbuatan buruk maka perlu mengubah dengan
kebiasan baru yang baik. Ketika sudah terbiasa melakukan perbuatan baik berat
rasanya meninggalkan, dan jika sudah terlanjur cinta dengan syariat Allah maka
tidak peduli dengan perkataan orang.
Gambar: Dari Pelbagai Sumber.
0 komentar :
Posting Komentar