Sebut
Namaku Tiga Kali!
(Memahami Orang Lain dengan Menyebut Namanya)
"Setiap manusia, pastikan kecewa
bila kekasih yang s'lalu di hatinya
tak pernah lagi menyebut namanya"
Cuplikkan lagunya Vive Minutes
memang ada benarnya. Misal orang tua Anda tidak pernah menyebut nama Anda, apa
tidak kebangetan? Orang tua Anda punya anak 5, bilangnya 4. Anda terlupakan! Begitu
juga dengan kawan Anda. Jangankan jarang menyebut, suka salah sebut saja bikin
jengkel. Atau mungkin nama Anda sulit diucap/ditulis, makanya lebih baik kalau
menegur: kamu, bro, atau heh!
Masalah sepele ini ternyata
jadi perhatian para psikolog. Banyak buku yang menyebutkan bahwa memanggil nama
lengkap dengan benar akan memberi dampak bagi lawan bicara. Ia merasa diapresiasi
dan eksistsensinya diakui. Luar biasa bukan? (Itu kesimpulanku, dari buku
pinjaman judulnya: Agar Siapa Saja Mau
Melakukan Apa Saja Untuk Anda karangan David J.L :v ).
Saya akan mengurai berdasarkan
pengalamanku aja ya? Tenyata penyebutan nama tak hanya berdampak untuk orang
lain, juga terhadap kita sendiri. Sehingga baiknya bukan hanya maunya disebut(dihargai)
tapi imbangilah. Bagusnya lagi kita bisa balas memberikan penghormatan lebih
tinggi. Misalnya kalau disebut nama panggilan kita membalas nama lengkap J.
1.
Aku-Kamu
Sapaan yang
populer, sudah akrab (SKSD: Sok Kenal Sok Dekat) tapi tidak tahu nama lawan
bicara. Gak tau namanya? makanya kenalan! Kalau sudah kenalan, masih gitu ya
belum "kenal". Kenalan bukan nama saja kan? Bukan tersurat sajakan? Berusaha
alami memang penting, tapi tak banyak tahu hal-ikwal tentang kenalan kita bisa
jadi kalau kita yang melupakan ya kita yang dilupakan.
Baiknya
memang saling tanya, berusaha sedikit bertanya tetapi mendapatkan informasi
banyak. Bagaimana caranya? Tanya apakah ia memiliki jejaring sosial. Bertanya
informasi yang Anda butuhkan. Kemudian kembangkan menjadi jalan cerita misal
tanyakan alasan mengapa informasi tentang hal tersebut tidak dituliskan.
Berusaha buat dia banyak bercerita tentang dirinya. Ya lewat jalan cerita, Anda
bisa memperhatikan gaya bicara, gaya memilih kata, gaya tulisan, ekspresi
pengungkapan, bahasa tubuh, serta isi cerita.
Saat ia bercerita berusaha tak menyelah, dan
bertanya yang penting tetapi tanpa disadari Anda sedang mempelajari orang
tersebut. Kemudian setelah perbincangan coba Anda telaah kembali apa yang Anda
dapatkan, akan semakin banyak yang Anda gali. Makanya satu ucapan, satu
gerakan, ekspresi bahkan hanya satu pandangan mata bisa dilihat dari berbagai
sudut. Makanya kita perlu mengembangkan wawasan dengan banyak baca, terutama
yang berkaitan dengan perilaku manusia.
2.
Nama
Panggilan
Jika dia
memanggil Anda dengan nama sapaan/panggilan, artinya ia menganggap Anda sebagai
kawan. Misal Rep, atau Barep. Bud atau Budi, banyak contohnya. Tapi gini coba
kita pakai kaidah emas, Anda jengkel jika orang serampangan menuulis atau sebut
nama Anda. Begitu juga orang lain, so
jangan asal ya soal panggilan. Apa lagi pakai olokan, wuiih!
Ada yang
unik, jika Anda mengganti kata semua "kamu" dengan nama panggilannya,
nama panjang untuk sapaan cukup besar dampaknya. Orang tersebut akan merasa
sangat dihargai, dihormati dan diakui eksistensinya. Misal:
ü "kamu
lagi ngapa Sob?"
ü "sudah
makan belum kamu?"
ü "kemarin
aku lihat kamu..." dst.
Dari contoh
di atas jika tetep demikian efeknya biasa saja, hanya teman biasa. Sulit jika
hanya memanggil kamu terus, dan butuh setrategi yang baik. Misal tetap menjaga
komunikasi. Sedang kalau ia memangil nama Anda, tetapi tak pernah bebalas
kelamaan akan ketahuan juga dan bisa dituduh Anda tidak tulus. Bila kata "kamu"
kita ganti dengan sapaan, misal namanya Bunga Laksmini bisa dipanggil Bunga,
maka jadinya:
- "sudah
makan belum Bunga?"
- "kemarin
aku lihat Bunga..." dst.
Kalau
responya juga sama, sebut nama Anda maka akan semakin akrab. Jika biasa saja,
maka gak terlalu besar responnya. Tapi jika tidak menyebut nama Anda dan justru
mengganti kata aku dengan namanya, hati-hati Anda. Misal:
ü "Bunga
lagi makan, kalau kamu sob?"
ü "Bunga
belum makan kok!"
ü "kemarin
kamu lihat Bunga di mana? Bunga gak tahu kamu tuh"
Anda telah
membuat ybs(yang bersangkutan) suka diperhatikan, tapi tidak terlalu peduli
sama orang lain. Bisa jadi besar kepala, manja atau egois. Waspadalah! Sebab
akan banyak tenaga dan pikiran Anda terbuang jika tidak membaca situasi ini.
3.
Nama Panjang
Bagi banyak
orang mungkin Anda dapatkan biasa saja. Berbeda apabila Anda berhadapan dengan
orang yang sudah sering menjadi korban salah tulis nama atau korban salah sebut
nama(parahnya sering jadi korban salah sebut orang). Secara umum Anda menulis
atau sebutannya benar maka responnya luar biasa. Beberapa panggilan yang sering
membingungkan di antaranya:
ü Muliya(biasanya
salah), dengan Mulya.
ü Tia
dengan Tya.
ü Dedi
dg Dadi.
Jika Anda
mampu memanggil nama panggilannya dengan baik, responya juga baik. Apa lagi
sejak dari awal. Jika salah, jangan membebal dengan sering salah sebut. Ini
akan membuat tak nyaman bila yang punya nama tak terima. Terlebih Anda mampu
membedakan nama-nama yang mirip, dan wajahnya juga mirip sementara yang lain
tak bisa. Wah akan memberi kesan positif. Misal Novi, Novia, Noviva, atau
Novita. Maka pelajari dengan sungguh-sungguh perbedaannya sebelum menyebut.
Kalau soal nama panjang Anda bisa memahaminya melalui absensi, kartu nama atau
yang lain. Pelajari bila perlu mencatat dan tulis tanda pengingat. Baik kejadian,
sifat atau yang lain. Misal: Novita Sari(Andeng-andeng di hidung).
4.
Sapaan
Sapaan: Mas,
Kak, Teman, Sob, Bro, Sis, Gan, Bog, Es, dan lain-lain akan beda maknanya dengan
panggilan Cin, Yang atau lainnya. Kecuali jika sapaan “Cin” yang sundah jadi
"zikiran" hanya akan jadi sapaan kosong sang penggoda. Tanggapan
berbeda jika menyapa Mas/Kak dibalas dengan Mbak, Mas/Kak dibalas dengan Dik,
atau sapaan Mas/Kak dibalas nama panggilan. Misal:
ü “Mas
Rendra, kamu lagi sibuk gak?” dijawab, “tidak Mbak, ada apa?” Artinya saling
menghargai dan menghormati satu sama lain.
ü “Kak,
kamu lagi sibuk tidak?” dijawab, ““tidak Dik, ada apa?” Artinya masih saling
menghargai tapi bisa jadi kakak-adik jadi-jadian. Kalau biasa saja, bisa tetap
baik, kalau salah satu ada yang berharap dan yang satunya tidak hanya
menyesakkan dada.
ü “Kak/Mas(Rendra), kamu lagi sibuk tidak?”
dijawab, ““tidak, ada apa Ning(Nining)?” Bisa berarti yang satu menghargai,
yang satu menganggap teman dan tak mau jadi kakak-adik jadi-jadian. Untuk
membina hubungan serius bisa saja.
Beragam
maknanya antar sapaan meski maknanya sama. Misal antara: Kak, Kakak, Mas, Uda,
Abang, atau AA. Maknanya sama tetapi bisa beragam makna tergantung kultur,
niat, dan rasa penghormatan. Apalagi dengan panggilan gaul: Cuy, Coy, Bro atau
yang lain. Jelas berbeda. Orang yang suka memanggil Dik karena memang terpaut jauh
usianya, ada yang karena suka, ada juga karena beda angkatan, bisa juga karena
keanggkuhan dan merasa tinggi. Kompleksitas lain sapaan yang diiringi nama
panggilan dengan yang tidak, maknanya juga berbeda. Misal:
ü Kak
Rendra dengan Kak/Mas (saja)
ü Dik
Asih dengan Dik
Penghormatan,
dengan mengingat serta penyebutan nama yang benar memberi efek yang saling
menguatkan. Semakin jauh jika dibandingkan dengan yang hanya aku-kamu, lo-gue.
Sapaan dan penyebutan nama secara serangkai memberi dampak positif. Kalau
keseringan dan kepada banyak orang ya kurang positif. Maka perlu pembedaan
lagi, Dik, Neng, Ndok, atau yang lain bisa divareaisikan atau dibagi mana untuk
yang umum mana untuk yang khusus. Penerimaan lawan bicara dengan sapaan
tersebut juga berpengaruh.
5.
Degradasi
Sapaan
Ini penting
Anda pahami, bila semula sapaan kamu jadi Budi, Budi jadi Kakak, kakak jadi
Ayang Budi tentu ada progresipitas. Kalau sebaliknya, nama Anda kian tidak
disebut, ada dua: si dia segan atau justru kian melupakan Anda. Wew. Misa: Kak
Rudi, jadi Kak saja(parahnya jadi Rudi), kemudian jadi Sob. Jika kemudian
berhenti pada kata “Mas” saja bisa saja ia menjadi sungkan dengan Anda. Nah
kalau jadi memanggil nama Anda atau Sob, artinya beralih dari memberi harapan
sebagai kekasih dengan hanya sebagai kawan. Sedang kalau menjadi kamu, artinya
Anda kian dilupakan. Kalau SMS juga berubah cuman menulis “u” sudah malas
menyebut nama Anda. Kalau tidak sama sekali bahkan tak ada inisiatif
menghubungi Anda jelas ia sudah melupakan Anda hanya menganggap sebagai kenalan
biasa.
Juga Anda
suka tanya kabarnya, tapi ia gak peduli kabar Anda. Bisa jadi, karena Anda suka
asyik sendiri tanpa tanya kabar sudah akan Anda kabarkan, atau memang sudah tidak
peduli. Ada yang lebih penting, coba perhatikan, apakah ia inisiatif calling Anda kalau ada kenpentingan saja
sedang kalau gak ada kepentingan merasa gak perlu bahkan jarang menghubungi. Sakit!
Banyak tipe
memang ada yang bisa diajak bicara tetapi gak bisa diajak komunikasi lewan
ponsel atau dunia maya. Ada yang suka SMSan, teleponan tetapi saat bertemu mati
kutu, kebanyakan tipe pemalu, penyendiri dan melankolis. Ada yang suka SMSan
tetapi kalau ditelpon gak mau diangkat, ini jelas misterius. Kalau gak suka SMS
tapi suka ditelpon jelas ini orang mau enaknya sendiri. Kalau modelnya mundur,
dari sulit ditemui, menjadi sulit dihubungi, dari sering menghubungi menjadi
jarang dihubungi. Kemudian parahnya mulai menghapus nomer Anda, bahkan
mengganti nomer. Sudah jelas Anda dilupakan kalau merasa tak mengenal Anda walau
sudah menyebut nama Anda. Sakitnya tuh di sini :’( :D
Oke, kesimpulannya respon yang
kita lakukan entah ucapan atau perbuatan berasal dari dalam diri, bisa jadi
cerminan siapa Anda. Apa yang kita utarakan akan memberi dampak kepada diri
kita. Maka bertutur perlu kita perhatikan, menyebut nama orang lain dengan
sapaan yang baik berarti kita menghargai orang tersebut. Orang yang menghargai
orang lain layak mendapat kemuliaan. Sehingga jika Anda orang bersemangat,
antusias, nyaman bagi orang lain, maka Anda harus membuat orang lain nyaman dan
antusias. Ingin punya wibawa dan dimengerti pahami apa yang Anda ingin pada
diri Anda bangun citra secara jujur dan bersiksp alami. Jika ingin dimengerti
jadilah orang yang sabar memahami orang lain.
Hal lain yang patut jadi
perhatian bahwa: semua yang ada di luar diri kita akan memberi dampak positif
atau negatif. Jika kita ingin mendapat dampak positif, bukan hanya kepiawaan Anda
mengambil manfaat, bukan hanya pandai memilah kawan, tapi berapa bermanfaatkah
Anda untuk orang lain. Hal tersebut akan mempengaruhi harga diri Anda. Saat
mendapati bahwa Anda tidak dihargai, dan dilecehkan mungkin Anda masih bisa
bersabar dengan mencari kawan yang lain. Kesabaran sesungguhnya diuji saat
memberi perhatian penuh tetapi sangat sedikit imbalan yang diperoleh. Sudah
berbagai cara yang baik digunakan bahkan kadang-kadang melakukan cara salah,
justeru saat kesalahan sedikit terjadi si dia marah dan menyakiti Anda.
Sedangkan saat dia yang bersalah Anda mentoleransi.
Hingga ia makin lama makin
berkurang perasaan kepadaa Anda. Semakin lama nama Anda semakin sayup. Bahkan
sapaan pun semakin lama semakin menurun bobot nilainya. Anda semakin tak
bernilai di mantanya, kemudian Anda mulai memaki. Semula hanya terpendam dalam
hati, kelamaan terucap tanpa Anda sadari. Kemudian saat berkomunikasi langsung
ataupun tidak Anda luapkan kekesalan selama ini dengan perkataan menyakitkan
bahkan kadang kasar dan jorok. Jelas Anda sudah terbawa oleh keburukannya,
kemudian perbuatan yang Anda lakukan mengurangi kemuliaan yang Anda peroleh. Maka
jangan salah menggunakan kata kasar dan kata halus. Terlalu halus memperlakukan
orang lain juga kurang bagus, bahasanya terlalu dimanja. Kalau terlalu keras
juga kurang baik.
Berusaha mengatur perkataan,
hindari kata kasar apa lagi kotor. Berusaha memperbaiki pandangan terhadap
orang tersebut tanpa meninggalkan luka. Toh jika harus beranjak meninggalkannya
sebenarnya bisa meninggalkan begitu saja. Kadang kita egois, rasa ingin
membalas dan membunuh perasaan dengan membuat si dia kesal dengan Anda.
Semoga bermanfaat. Salam Ka(r)ya!
Diperbaiki pada 19
Maret 2015