Bagi sebagian besar kita akan
memberontak dengan judul di atas. Kita sudah sekian lama terkungkun dengan
mitos lama tanpa rasa keritis untuk mencari keronologis yang sebenarnya. Bahkan
ada aknedot bahwa negara kita tidak dijajah selama 350 tahun bisa jadi lebih.
Apalagi saat ini belum berdaulat secara penuh dari intervensi asing. Satu sisi
di jajah selama 350 menunjukan kekuatan suatu bangsa tabah dalam memperjuangkan
kemerdekaan tapi di sisi lain dapat diartikan betapa peradapan kita sangat
tertinggal dengan bangsa lain. Maka benarkah kita di jajah Belanda selam 350
tahun?
Pertanyaan di atas jika dijawab secara ilmiah
maka memerlukan pembutian yang jelas. Bukan sekadar kata Bu Guru/Pak Guru.
Kalau dari buku harus berdasarkan uraian keronologis bukan cuman narasi. Lebih
beratnya lagi harus ada bukti sejarah. Pertanyaan sederhana tetapi jawabannya
tak sesederhana yang kita bayangkan. Kali ini saya sekadar berbagi wawasan,
mengingat latar belakang saya konsentrasi ke pelajaran ekonomi makan catatan
ini sekadar resume untuk berbagai wawasan dengan kawan-kawan. Alhamdulillah,
saya pernah konsultasi dengan anak pendidikan sejarah mengaminkan informasi
yang saya dapat.
Saya mulai dari mempertanyakan
titik awal penentuan awal 350 tahun penjajahan Belanda atas Indonesia. Ini
saja tidak jelas apakah dari awal kedatangan Belanda, awal berdirinya VOC, tanah pertama
ditaklukan, atau awal pemerintahan Hindia-Belanda terbentuk.
Titik akhir angka 350 tahun juga
perlu ditelusuri, apakah 17 agustus 1945 tahun kemerdekaan yang diterjemahkan
akhir dari penjajahan Belanda dan Jepang. Atau berakhirnya agresi militer Belanda
II. Atau yang lain? Semisal kita sepakat 17 Agustus 1945, ini akan kita temukan
keganjalan.
Bangsa asing pertama yang
menginjakkan kaki di Nusantara menurut catatan sejarah adalah bangsa Portugis
di Malaka, tahun 1511, sedang Belanda datang kemudian di akhir abad 16. (http://teddytedja.wordpress.com/).
Setelah menguasai Malaka selanjutnya Portugis meninggalkan Malaka menuju kawasan Indonesia Timur.
Sedangkan Belanda pertama kali datang tidak dapat berbuat banyak. Berbeda
dengan Portugis yang sempat mengobrak-abrik Malaka.
Pada tahun 1595 Linscoten berhasil
menemukan tempat-tempat di Pulau Jawa yang bebas dari tangan Portugis dan
banyak menghasilkan rempah-rempah untuk diperdagangkan,Peta yang dibuat oleh Linscoten
diberi nama Interatio yang artinya keadaan di dalam atau situasi
di Indonesia. (www.iskandarberkasta-sudra.blogspot.com/
).
Secara kasar memang 1945-1595=
350. Tapi tidak logis, selain 1945 Indonesia merdeka dari Jepang bukan dari
Belanda. Sebab faktanya tanggal 9 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang.
Penyerahan di Kalijati, Subang, Jabar. ( http://sarahhblogg.wordpress.com/2013/02/06/tugas-kedatangan-belanda-dan-jepang-ke-indonesia/)
Mungkin awal kedatangan Belanda
dikurangi tahun kemerdekaan yang dijadikan asumsi. Sementara kita tahu, kita
memproklamirkan kemerdekaan dari penjajahan Jepang. Bukan Belanda karena
Belanda telah diusir Jepang. Namun angka 1945 saya gunakan mempermudah saja.
Kalau teman tidak mentoleril, harus angka 1942 maka cukup sampai di sini, bahwa
Indonesia gak dijajah Belanda 350 tahun.
Mari kita lanjutkan logika
kedatangan Belanda. Kedatangan Belanda diusir penduduk pesisir Banten karena mereka
bersikap kasar dan sombong. Belanda datang lagi ke Indonesia dipimpin Jacob van
Heck pada tahun 1598. (bataviadigital.pnri.go.id/).
Sangat tidak logis, jika pertama
menginjakkan kaki lansung semua takluk di bawah kendali Belanda. Jusreru tahun
yang diasumsikan sebagai titik tolak kedatangan Belanda ternyata Belanda tidak
dapat berbuat banyak, diusir karena pongah. Kemudian datang dengan keramahan,
tentu juga bukan awal penjajahan.
Ditambah pada masa itu
Kesultanan-kesultanan di Nusantara sedang mengaami puncak keemasan. Seperti
Mataram, Goa-Talo, Aceh dll (lengakapnaya lihat http://heart.okwave.com/notes/478/id).
Kemudian ditambah lagi bahwa kedatangan awal dilakukan pihak swasta, bukan
secara formal Yuridis pemerintahan Belanda. VOC hubunganya dengan Kerajaan
Belanda bukan kelembagaan formal horisontal. Namun vertikal, antara swasta dan
negeri.
Keberhasilan
ekspedisi-ekspedisi Belanda dalam mengadakan perdagangan rempah-rempah
mendorong pengusaha-pengusaha Belanda yang lainnya untuk berdagang ke
Nusantara.Diantara mereka terjadi persaingan. Di samping itu mereka harus
menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol dan Inggris.Akibatnya mereka
saling menderita kerugian, lebih lebih dengan sering terjadinya perampokan
perampokan oleh bajak laut.9(iskandarberkasta-sudra.blogspot.com)
Atas prakarsa dari 2 orang tokoh Belanda yaitu Pangeran
Maurits dan Johan van Olden Barnevelt pada tahun 1602 kongsi-kongsi
dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberinama
VOC (Verenigde Oost Indesche Compagnie ) atau ‘Persekutuan Maskapai
Perdagangan Hindia Timur’, pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. VOC
membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Witter
.(iskandarberkasta-sudra.blogspot.com).
Jadi
tanggal 1602 VOC didirikan. Karena mengalaim banyak kemunduran maka VOC
dibubarkan dan diambil alih Pemerintahan Belanda.
Januari
1800 – VOC secara resmi dibubarkan, didirikan Dewan untuk urusan jajahan Asia.
Belanda kalah perang dan dikuasai Perancis. Wilayah-wilayah yang dimiliki
Belanda menjadi milik Perancis. (http://saripedia.wordpress.com/tag/bubarnya-voc/)
Jadi
antara 1602 hingga 1800 jajahan yang di atas namakan Kerajaan Belanda masih
dalam kendali swasta(VOC). 1945-1800= 145. Berkurang sangat derastis bukan.
Bukan 3,5 abad tapi 1,5 abad tidak genap. Kita lanjutkan, seperti yang ditulis
pada kutipan di atas, Bahwa waktu itu Belanda ditaklukan Perancis, maka waktu
itu secara real, Hindia-Belanda dikuasai Perancis. Orang Belanda di Indonesia
merupakan kaki tangan Perancis. Matap bukan ternyata Belanda juga pernah
dijajah? Bisa jadi Belanda mencari jajahan untuk biaya perjuangan kemerdekaan
bangsanya dan memakmurkan negaranya.
Louis
Napoleon sebagai penguasa negeri Belanda pada saat itu, mengangkat Herman
Willem Daendels (1808) sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Tugas utama
Daendels adalah mempertahankan pulau Jawa dari ancaman Inggris dan mengatur
pemerintahan di Indonesia. (buihkata.blogspot.com).
Daendels
dikritik karena dianggap telah melakukan tindakan kejam dan penyimpangan dalam
bentuk menjual tanah milik negara kepada pihak swasta. Akhirnya, pada tahun
1811, Herman Willem Daendels digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens. (buihkata.blogspot.com).
Maka
dapat dikatakan masa Daendels tidak dapat dijadikan titik tolak awal penjajahan
Belanda. Menariknya, setelah berakhirnya Daendels, berakhir pula kedudukan
Perancis di Hidia-Belanda dan masuk awal kolonialisme Inggeris. Hal ini sering
terlupakan meskipun dalam buku teks sejarah pelajaran maupun populer tertera. Lihat saja Indonesia di Bawah Pemerintahan
Inggris (Raffles 1811-1816) (http://www.plengdut.com/2012/10/indonesia-di-bawah-pemerintahan-inggris.html)
Baru setelah ini Kerajaan Belanda turun tangan
mengurusi permasalahan Hindia-Belanda. Uniknya bukan peperangan Belanda dengan
Inggeris untuk merebutkan Hindia-Belanda. Tetapi Inggeris menjadikan
Hindia-Belanda kado kepada Belanda, sebagai pemenuhan janji lantaran Belanda
membantu Inggeris melawan Perancis. Gak maco banget. Jadi kalau kita gunakan
1816 sebagai awal penjajahan Belanda maka kita terjajah sekitar seabat lebih 29
tahun (1945-1816= 129).
Situasi di
Indonesia tidak dapat terlepas dari situasi di Eropa. Setelah negara Koalisi
berhasil mengalahkan Prancis (Napoleon Bonaparte) dalam Bettle of the Nation di
Leipzig (1813), kemudian mengadakan kongres di Wina. Berdasarkan Kongres Wina
tahun 1814, Belanda menjadi negara merdeka. Selanjutnya berdasarkan Konvensi
London (antara Inggris-Belanda 1814), Belanda menerima tanah jajahannya kembali
yang diserahkan kepada Inggris berdasarkan Kapitulasi Tuntang (1811).
Penyerahan Indonesia dari pihak Inggris kepada Belanda terealisir pada tahun
1816, pihak Inggris diwakili oleh John Vendall, sedangkan di pihak Belanda oleh
tiga orang Komisaris Jenderal yakni Elout, Buyskes, dan Van der Capellen. (http://www.plengdut.com/2012/10/indonesia-di-bawah-pemerintahan-inggris.html).
Lalu jadi pertanyaan mengapa Belanda menjajah
negara kita dan ingin kembali menjajah?(Terbukti dengan adanya agresi militer
Belanda I dan II serta baru-baru ini mengakui Indonesia sebagai negara
berdaulat). Anda tahu Belanda itu negara tandus, miskin, dan katrok. Daratan
saja hampir tidak punya kalau tidak mengeringkan laut. Maka ketika melihat
tanah yang subur menjadi rakus. Terjadilah tanam paksa dan kerja rodi untuk
membangun negaranya.
Menariknya lagi, Belanda tidak langsung menguasai
sepenuhnya Indonesia. Ada Perlawanan sengit bertahun-tahun dari aceh. Belum
Perang Dipenogoro, Perang Paderi, dan Perlawanan di daerah lain setelah tahun
1811. Selama perang Belanda tentu tak langsung dapat dengan mudah menjamah bumi
Indonesia. Sampai sini dulu, lain kali dilanjut atau kalau penasaran tanya
Sejarawan atau buka buku sejarah. Kalian runut taun-taun di atas. Semoga resume
ini bermakna dan berguna bagi wawwasan kita semua.
SUMBER BACAAN:
http://heart.okwave.com/notes/478/id
http://iskandarberkasta-sudra.blogspot.com/2011/02/kedatangan-belanda-ke-indonesia.html
0 komentar :
Posting Komentar